REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Harga jengkol di Kota Bekasi naik 100 persen. Jengkol yang biasanya dijual Rp 25 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 50 ribu. Lauk yang menjadi menu andalan penjual nasi uduk ini mendadak menghilang peredarannya. Dari pengamatan ROL, Senin (03/6), penggemar jengkol pun dibuat dongkol karena kelangkaan ini.
Mindun, pedagang nasi uduk di Jalan Perjuangan, mengatakan, sudah seminggu ini tidak menjual semur jengkol. "Tinggi sekali harga jengkol sekarang, bagaimana saya mau bikin kalau masih mahal,'' ujarnya.
Penjual jengkol di Pasar Baru Bekasi, Sartini, mengakui melonjaknya harga jengkol beberapa hari ini lantaran minimnya pasokan di pasaran. Pasar yang biasa menjual jengkol Palembang saat ini sama sekali tidak ada. Tidak adanya jengkol palembang ini disebabkan tak adanya pasokan dari Palembang. "Masih belum panennya jengkol Palembang ini, mengakibatkan jengkol Kalimantan yang saat ini tersedia di pasaran tidak ada saingan," ujarnya. Menurut dia, sejak sepekan terakhir ini jengkol yang ada di pasaran merupakan kiriman dari Kalimantan. Sehingga, harganya terus merangkak naik. "Setiap hari naik per Rp 5 ribu, mulai dari harga Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu," ujarnya.
Seorang warga penggemar jengkol, Erik Hamzah (30) warga Bekasijaya, Bekasi Timur, ini mengaku semenjak harga jengkol naik, sangat kecewa. Dia mengakui, sangat heran karena beberapa hari ini masakan jengkol tidak ada. ’’Kadang beli nasi uduk, kok nggak ada jengkol, kenapa?,” katanya.