Ahad 02 Jun 2013 19:18 WIB

Kejahatan Bersenpi Jadi Hantu Masyarakat

Rep: Irfan Fitrat / Red: Citra Listya Rini
Senjata api/ilustrasi
Senjata api/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Franciscus Refra atau Tito Kei tewas ditembak orang tak dikenal, Jumat (31/5). Adik terpidana kasus pembunuhan, John Refra Kei, itu ditembak di dekat rumahnya. Pihak kepolisian hingga saat ini masih memburu pelaku pembunuhan.

Belum diketahui secara pasti motif dibalik pembunuhan Tito. Kriminilog Universitas Indonesia (UI), Ade Erlangga Masdiana, menilai pembunuhan itu bisa menimbulkan kekhwatiran umum apabila motifnya merupakan persaingan antarkelompok. Lantaran masyarakat kota bisa mendapat gambaran kejahatan yang seakan-akan semakin menakutkan. 

"Konflik bisa berakhir dengan pembunuhan," kata Ade saat dihubungi Republika, Ahad (2/6).

Selain itu, Ade mengatakan pembunuhan yang terjadi menggunakan senjata api (senpi). Menurut dia, dapat menimbulkan pandangan pada masyarakat senpi berkeliaran dan bisa dipergunakan untuk mengeksekusi lawan konflik. 

Penggunaan senpi oleh pelaku kejahatan juga bisa berdampak pada aparat penegak hukum. Karena dalam pengamanan, aparat juga bisa menjadi korban.

Ade menyampaikan adanya pelaku kejahatan yang menggunakan senpi juga bisa menimbulkan dampak lain dari sisi ekonomi. Apalagi, kejahatan dengan senpi terjadi di Jakarta sebagai ibu kota negara. 

Padahal, menurut Ade, Jakarta seharusnya bisa aman terkendali dan kondusif untuk bekerja dan berbisnis. "Kalau kejahatan bersenpi ini mengemuka bisa jadi ada anggapan Jakarta tidak aman dan itu berbahaya bagi para investor," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement