REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Narkoba sudah merambah ke seluruh penjuru tanah air. Penyebarannya kini tak tersentral di diskotik dan tempat hiburan malam saja, narkoba kini sudah menjamah desa dan kampung.
"Korbannya tidak hanya mereka yang broken home, tetapi sudah menjalar ke keluarga harmonis dan menyasar semua tingkatan usia dan profesi yang ada di negeri ini," kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Anang Iskandar dalam siaran persnya yang dikirim lewat surat elektronik, Sabtu (1/6).
Anang menjelaskan, Indonesia sekarang sedang prihatin karena menghadapi permasalahan empat juta korban penyalahgunaan narkoba yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini bagaikan penyakit menular yang mematikan secara perlahan-lahan dan dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun perempuan, masyarakat, pejabat, pelajar atau mahasiswa.
Namun, hanya sedikit korban narkoba yang mendapat layanan terapi dan rehabilitasi yakni o,47 persen (18.000 orang). Hal itu disebabkan kurangnya tempat rehabilitasi, baik yang dimiliki instansi pemerintah maupun masyarakat yang baru ada di 80 tempat, dibanding dengan prevalensi penyalahgunaan narkoba. Padahal, seharusnya tempat rehabilitasi ada di setiap provinsi, kabupaten /kota untuk merehabilitasi warganya masing masing.
'"Karena itu kita harus sepenuhnya perang melawan narkoba secara bersama-sama. Kita juga harus mendorong terbangunnya budaya merehabilitasi penyalahguna narkoba secara sukarela," tuturnya.
Di samping itu, kata Anang, kita juga harus menanamkan keyakinan mencegah lebih baik daripada mengobati, menumbuhkan kepedulian masyarakat untuk menjadi pelaku dalam gerakan masyarakat merehabilitasi korban penyalahguna narkoba.
"Tanpa kepedulian kita semua terhadap permasalahan narkoba, Indonesia dihadapkan pada kehancuran masa depan bangsa," tegas Anang.