REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri mengatakan telah terjadi usaha pemisahan nilai-nilai Pancasila dari Bung Karno. Caranya dengan mereduksi makna nilai-nilai Pancasila dari apa yang diajarkan Bung Karno. Alhasil ajaran Pancasila hilang dari pratik hidup sehari-hari.
"Pancasila menjadi barang asi di hadapan anak-anak sendiri," kata Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dihadapan ribuan kadernya saat peringatan Hari Lahir Pancasila di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (1/6).
Menurut Megawati, banyak negara di dunia hancur karena gagal mengelola kemajemukan. Dalam konteks itulah Pancasila diciptakan Bung Karno, untuk menghindari negeri ini dari sengketa ideologis yang banyak dialami bangsa-bangsa. Bahkan lebih dari itu, Pancasila telah menjelma menjadi rumah besar bagi setiap anak negeri.
"Nilai-nilai Pancasila menjadi bintang penuntun arah berbangsa," papar Megawati.
Pancasila, lanjut Megawati, menyediakan dasar-dasar filosofis yang mempertautkan kebhinekaan bangsa. Pancasila menjadikan keragaman yang ada di Indonesia berjalan harmonis. "Pancasila menekankan titik-titik persamaan nilai," kata Megawati.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila berasal dari akar budaya Indonesia. Megawati mengatakan nilai Pancasila telah menjadi praktik kebiasaan kehidupan berbangsa dan beragama di Indonesia. Nilai-nilai itu telah ada jauh sebelum Indonesia berbentuk negara.
Bangsa Indonesia harus menjadikan ideologi sebagai penuntun arah bangsa meraih kejayaan. Menurutnya Pancasila harus terus menerus dirawat dan dimplementasikan dari kehidupan sehari-hari. "Manusia harus memperjuangkan Pancasila supaya menjadi kenyataan," katanya.
Peringatakan hari lahir Pancasila dihadiri sejumlah tokoh PDI Perjuangan: Taufik Kiemas, Jokowi, Effendi SImbolon, Rieke Dyah Pitaloka, Dedy Gumelar, dan Emir Moeis. Hadir pula Ketua Umum Palang Merah Indonesia, Jusuf Kalla.