Jumat 31 May 2013 22:44 WIB

Pemprov Sumsel Seleksi Calon Dokter Santri dari MA dan Ponpes

Rep: Maspril Aries/ Red: Djibril Muhammad
Kantor Pemprov Sumatera Selatan
Foto: sumsel.go.id
Kantor Pemprov Sumatera Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kembali akan menyeleksi siswa Madrasah Aliyah (MA) dan pondok pesantren (Ponpes) untuk mengikuti pendidikan santri menjadi dokter ke Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah pada tahun ajaran 2013/2014.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan Widodo, Jumat (31/5) mengatakan, "Untuk program santri menjadi dokter tahun ini kita akan mengirim 20 siswa madrasah aliyah dan pondok pesantren kuliah Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Selama menjalani pendidikan mereka akan mendapat beasiswa dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan."

Untuk bisa mengikuti program pendidikan santri menjadi dokter, Dinas Pendidikan Sumsel melakukan seleksi terhadap 221 siswa yang berasal dari MA dan pondok pesantren se-Sumsel.

"Awalnya program ini diikuti 242 siswa setelah dilakukan seleksi administrasi terpilih 221 siswa yang mengikuti tes selama dua hari pada 30 – 31 Mei 2013," katanya menambahkan.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Widodo, program pendidikan santri menjadi dokter sudah dilakukan sejak empat tahun lalu. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bekerjasama dengan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sekaligus melakukan proses seleksi tanpa ada campur tangan dari Pemerintah Provinsi Sumsel.

"Program ini merupakan beasiswa penuh, semua biaya kuliah termasuk biaya hidup sehari-hari menjadi tanggung jawab Pemprov Sumsel. Program ini merupakan apresiasi Pemprov Sumsel yang digagas Gubernur Sumsel Alex Noerdin terhadap lulusan madrasah yang berprestasi," kata Widodo.

Sejak program pendidikan santri menjadi dokter dicanangkan empat tahun lalu, sudah ada 70 orang lulusan madrasah dari Sumsel yang mendapat beasiswa dan menjalani pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Wakil Dekan II FK UIN Syarif Hidayatullah Arif Sumanteri dari panitia seleksi menjelaskan bawah peserta program ini harus mengikuti berbagai tes, dari tes administrasi, tes tertulis, dan wawancara.

Kemudian mengikuti tes kesehatan dan test bahasa Arab serta test bahasa Inggris. Kepada para siswa yang lolos menurut Widodo mereka diharapkan bisa melakukan praktek di daerah asalnya masing-masing.

"Kita harapkan mereka nanti bisa melayani masyarakat di daerah asal mereka. Meningkatkan tingkat kesehatan, pola pikir dan hidup masyarakat di daerah asal mereka sehingga dapat berubah menjadi lebih baik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement