Kamis 30 May 2013 00:04 WIB

Fenomena Nikah Dini Menjadi Konsentrasi BKKBN

Rep: Irfan Abdurrahmat/ Red: Dewi Mardiani
Pernikahan dini (Ilustrasi).
Foto: IST
Pernikahan dini (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Peningkatan indeks kehamilan dan fenomena pernikahan dini dikalangan usia remaja menjadi pekerjaan rumah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN). BKKBN mencatat adanya peningkatan 10 persen indeks kehamilan usia remaja.

Dari pantauan, Rabu (29/5), angka 35 anak per seribu kehamilan di kalangan remaja meningkat menjadi 48 per seribu untuk tahun 2013. Dari data tersebut BKKBN mencatat peningkatan ini mencapai 10 persen dari tahun sebelumnya.

Deputi Bidang Advokasi Penggerakan Informasi BKKBN, Hardiyanto, mengatakan, peningkatan angka kehamilan dan pernikahan dini pada usia remaja merupakan pekerjaan rumah bagi BKKBN, khususnya Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB/PKB) di setiap Desa dan Kelurahan.

Dia menyampaikan, masih meningkatnya rasio kehamilan pada usia remaja merupakan wujud masih belum berhasilnya petugas-petugas PLKB/PKB dan Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) dalam mensosialisasikan program keluarga bencana kepada masyarakat.

"Sebenarnya peningkatan tingkat kehamilan pada usia remaja ini bukan sepenuhnya kegagalan PLKB/PKB dan IMP. Pola pikir remaja yang masih gemar melakukan hubungan badan di luar nikah inilah yang harus dimulai dari lingkup terkecil," ujarnya.

Dia menegaskan, penyuluhan tanpa didasari dengan pola pikir yang baik tidak akan membuahkan hasil yang baik. Hardiyanto mengatakan, dengan peningkatan angka kehamilan usia remaja ini, BKKBN terus menggenjot petugas-petugasnya untuk terus memberikan masukan bagi masyarakat mengenai bahayanya sex bebas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement