REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan, dirinya tak akan memprioritaskan kadernya di kabinet untuk menjadi menteri, bila dirinya terpilih sebagai Presiden pada Pemilihan Presiden 2014 mendatang.
Langkah itu, kata dia, sudah dilakukannya dan akan menjadi kebijakan pertamanya saat dirinya terpilih menjadi presiden nanti.
"Individu terbaik memiliki kewajiban memperbaiki Indonesia di beberapa sektor yang sudah rusak karena?buruknya sistem manajemen, perilaku korupsi, inefisiensi anggaran dan rendahnya nasionalisme," tuturnya.
Prabowo juga menjamin akan mengambil kebijakan tidak populis demi kepentingan nasional. Kebijakan tidak populis itu pernah dilakukannya saat bertemu dengan Presiden SBY pada 11 Maret lalu.
Di tengah dorongan sejumlah kadernya untuk tidak menyetujui penghapusan subsidi, sebaliknya dirinya justru menyarankan hal itu kepada Presiden SBY untuk dilaksanakan.
"Bukan popularitas yang saya cari, tapi kepentingan nasional yang saya utamakan. Subsidi hanya menghamburkan APBN dan mengerus cadangan energi Indonesia," kata Prabowo.
Ia menambahkan, ada empat sektor yang perlu ditangani secara serius, yakni pendidikan, kesehatan, energi dan pangan. Keempat sektor tersebut memiliki persoalan yang berbeda, namun perlu penanganan khusus dari individu yang berkualitas, integritas dan memiliki nasionalisme tinggi, ujarnya.
Jaspal Sidhu member of the Singapore Chamber of Commerce in Indonesia (SCCI)'s sepakat dengan prioritas Prabowo Subianto dalam memperbaiki sejumlah sektor terutama sektor pendidikan.
"Saya melihat generasi saat ini sudah sulit untuk dibantu. Tapi generasi mendatang masih bisa diharapkan untuk lebih baik dari sisi pendidikan. Anda tidak ingin selalu menjadi sopir dan TKI selamanya dan saya melihat siapapun presidennya harus mengutamakan perbaikan pendidikan," ucapnya.