Selasa 28 May 2013 16:15 WIB

Petani Sulit Peroleh Bibit Bawang Merah

Rep: Lilis Handayani/ Red: Nidia Zuraya
Petani Bawang Merah (Ilustrasi)
Foto: ANTARA
Petani Bawang Merah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Memasuki masa tanam, para petani di sentra bawang merah di Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu mengeluhkan sulitnya mendapat bibit bawang merah lokal. Mereka pun terpaksa menggunakan bibit bawang merah impor.

''Bibit bawang merah lokal sekarang sedang kosong,'' ujar seorang petani bawang merah di Desa Patrol Lor, Kecamatan Patrol, Kasdut, Selasa (28/5).

Kasdut mengatakan, selama ini selalu menggunakan bibit bawang merah lokal. Pasalnya, bawang merah lokal yang nantinya dipanen akan memiliki kualitas yang lebih bagus dibandingkan bawang merah impor. Yakni warna yang merah cerah, dan rasanya enak saat digoreng. ''Kalau bawang merah impor sebaliknya, sehingga kurang disukai konsumen,'' tutur Kasdut.

Selain itu, tambah Kasdut, menanam bibit bawang merah lokal juga lebih irit dibandingkan bibit bawang merah impor. Dia menyebutkan, untuk menanam bawang merah lokal, hanya butuh bibit sekitar 12 kuintal per hektare. Sedangkan jika menggunakan bawang merah impor, maka memerlukan bibit sekitar 16 kuintal per hektare.

''Tapi sayangnya sekarang bibit lokal tidak ada. Padahal saya sudah keliling ke banyak pedagang bibit,'' tutur Kasdut.

Hal senada diungkapkan petani bawang merah lainnya, Syukron. Dia mengungkapkan terpaksa menanam bibit bawang merah impor karena tidak bisa memperoleh bibit bawang merah lokal.

Syukron mengaku sudah mencari ke beberapa pedagang bibit. Namun semuanya tidak memiliki bibit bawang merah lokal. ''Jadi ya terpaksa tanam bibit bawang merah impor,'' kata Syukron.

Syukron menyatakan, sebenarnya tidak suka menanam bibit bawang merah impor. Selain kualitasnya yang kurang disukai konsumen, biaya tanamnya pun lebih mahal.

Ia menyebutkan, modal tanam bibit bawang merah impor saat ini sekitar Rp 80 juta - Rp 90 juta per bau. Sedangkan dengan bibit bawang merah lokal, biaya tanamnya hanya sekitar Rp 70 juta per bau. ''Harga jualnya pun nanti lebih mahal bawang merah lokal dibandingkan bawang merah impor,'' ujar Syukron.

Sementara itu, salah seorang pedagang bibit bawang merah di Desa Patrol Baru, Carmad, mengatakan, kekosongan bibit bawang merah lokal sudah terjadi sejak sekitar tiga bulan lalu. ''Biasanya banyak petani yang jual bibit bawang merah lokal, tapi sekarang jarang sekali,'' terangnya.

Carmad menjelaskan, biasa belanja bibit bawang merah lokal dari Brebes, Jawa Tengah. Di sentra bawang tersebut, dia biasanya dengan mudah mendapat bibit bawang merah lokal.

Saat ini, Carmad mengatakan terpaksa harus mencari bibit bawang hingga ke Nganjuk, Jawa Timur. Namun, petani di daerah tersebut mengembangkan bibit bawang merah impor. ''Sekarang adanya bibit bawang merah impor dari Philipina,'' tutur Carmad. Dia mengatakan, harga bibit bawang merah impor itu sekitar Rp 45 ribu per kg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement