REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kelompok mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengolah ampas tebu menjadi silika gel yang biasanya digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur pada obat-obatan, makanan, dan barang elektronik.
"Pembakaran ampas tebu (bagasse) menghasilkan limbah padat berupa abu. Dalam abu bagasse mengandung silika sekitar 51 persen, yang memiliki fasa amorf," kata koordinator kelompok Denok Kumalasari di Yogyakarta, Senin (27/5).
Menurut dia, kandungan silika dalam abu bagasse yang cukup tinggi menjadikan abu bagasse berpotensi sebagai bahan baku pembuatan silika gel yang mempunyai nilai tambah secara ekonomi.
"Pengembangan itu dilakukan untuk membuat sebuah inovasi dari sesuatu yang tidak terpakai atau limbah menjadi sesuatu yang berdaya jual," katanya.
Ia mengatakan, dengan membuat silika gel dari abu ampas tebu itu diharapkan nanti dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan silika gel yang selama ini mayoritas masih didatangkan dari luar negeri.
Selain itu juga diperoleh silika gel dengan harga yang relatif lebih murah karena memanfaatkan limbah industri.
Menurut dia, silika gel juga dapat diaplikasikan untuk meningkatkan mutu komoditas buah-buahan. Bahan kemasaan aktifnya dapat membantu menjaga mutu buah sehingga tidak mudah mengalami proses oksidado dan pematangan.
"Aplikasi itu dapat digunakan oleh petani, distributor maupun pedagang sehingga dapat meningkatkan keuntungan dengan meminimalkan kerusakan pada buah akibat pematangan buah yang cepat," katanya.
Anggota kelompok mahasiswa yang mengolah ampas tebu menjadi silika gel adalah Intin Nurwati, Dena Prischa Putri, dan Wiwik Indriani.