Senin 27 May 2013 17:47 WIB

Harga Tanah di Pulau Komodo Capai Rp 10 Juta per Meter

Rep: Andi Nur Aminah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sejumlah bocah bermain di tepi pantai di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (ilustrasi).
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Sejumlah bocah bermain di tepi pantai di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LABUHAN BAJO -- Sejak masuk dalam nominasi News Seven Wonders, banyak perubahan yang terjadi di Pulau Komodo. Tingginya minat wisatawan untuk berkunjung ke 'Pulau Naga' tersebut mempengaruhi harga tanah.

Asisten I Bidang Pemerintahan Kabupaten Manggarai Barat Benedektus Banu mengatakan, jumlah wisatawan yang dahulu dibawah 20 ribuan orang, kini melonjak drastis mendekati angka 50 ribuan per tahun.

"Harga tanah pun disini langsung meroket, menjadi 10 jutaan per meter,’’ ujar Benedekus seperti dikutip dari rilis resmi Jusuf Kalla, Senin (27/5).

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, kedatangan turis-turis baru dikatakan bermanfaat jika para turis turun berwisata, berbelanja, makan ikan bakar atau membeli souvenir.

Syaratnya, kata JK, Desa Komodo harus bersih, sampah tidak ada, dan masyarakatnya ramah. ‘’Jangan jadikan pantai sebagai WC, kambing ternak tidak boleh berkeliaran,’’ kata JK. 

Selain itu, JK juga mengajak warga untuk terus menjaga tradisi gotong royong termasuk aktif menjaga dan memeperbaiki desanya. Dia mengataka, jika Desa Komodo menjadi bagus, yang menikmati adalah warga desa. 

Suasana di Labuan Bajo, sejak Komodo dikukuhkan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia, terus menunjukkan geliat pembangunan. Media Officer JK, Husain Abdullah mengatakan, beberapa tanda-tanda kemajuan dan pembenahan infrastuktur sudah mulai terlihat.

Bandara Komodo di Labuan Bajo, kini dibangun lebih modern dan rencananya akan dipakai saat event Sail Komodo, 9 hingga 14 September 2013 mendatang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement