Jumat 24 May 2013 20:20 WIB

Kampanye Hitam dan Politik Uang Nodai Pemilukada Jateng

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Citra Listya Rini
Pilkada/ilustrasi
Foto: kemendagri
Pilkada/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Masa tenang tahapan pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) Jawa Tengah ternoda oleh beredarnya stiker kampanye hitam yang ditujukan untuk salah satu calon gubernur Jawa Tengah periode 2013- 2018.

Sticker yang didesain lebih mirip poster ini ditemukan banyak tertempel di gapura gang dan tembok trotoar jalan. Di wilayah kabupaten Semarang, sticker yang 'menyerang' calon gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo ditemukan di tiga kecamatan, yakni Ungaran Barat, Ungaran Timur dan Getasan. 

Berdasarkan penelusuran Republika, stiker kampanye hitam ini banyak ditemukan di gang Sembungan, tepatnya di belakang kantor Polsek Ungaran.

Pada sticker berwarna dasar biru ini mencantumkan logo Partai Demokrat yang bertuliskan 'Katakan Tidak Pada Korupsi', Bibit 'Modal Andalan Demokrat Jateng' dan 'Pilih Bibit = Membela Koruptor'. 

Sticker yang tertulis atas nama Laskar Pecinta Demokrat ini juga mencantumkan foto wajah para tersangka kasus korupsi wisma atlet Hambalang, seperti Andi Mallarangeng, Muhammad Nazaruddin dan Angelina Sondakh.

Warga sekitar mengaku tidak tahu menahu siapa pihak yang menempel stiker berukuran A3 ini. "Tahu- tahu kami sudah melihat tertempel di gapura gang kami," kata salah seorang warga, Simon (37 tahun). 

Temuan ini selanjutnya ditindaklanjuti Panwaslu Kabupaten Semarang. Stiker kampanye hitam yang sudah tertempel tersebut kemudian dicopot dan diamankan di kantor Panwas kabupaten Semarang sebagai bukti.

Di wilayah kabupaten Sukoharjo dilaporkan juga telah terjadi praktik politik uang. Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Tengah, Abhan Misbah mengatakan temuan politik uang dalam bentuk pemberian sembako ini sudah ditangani oleh Panwaslu setempat.

Bawaslu mengimbau menekankan agar masing- masing pasangan calon dan tim pemenangannya untuk tidak melakukan dua hal yang paling ditabukan dalam pemilukada. "Yakni kampanye hitam dan politik uang," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement