REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Kepala BPOM Lucky S Slamet mengatakan, 30 persen penganan yang dijajakan pedagang kreatif lapangan (PKL) Kota Batam belum bebas dari bahan berbahaya mengandung zat fisika dan kimia.
"Berdasarkan pengawasan BPOM terhadap PKL di Batam, masih ada 30 persen belum penuhi syarat," kata Lucky di Kota Batam Kepulauan Riau, Jumat (24/5).
Namun, lanjutnya, PKL di Batam relatif lebih baik dibanding daerah lain di Indonesia. Hal itu terbukti dalam pelatihan yang diadakan BPOM sebelumnya.
"Pada bimtek keamanan pangan yang diikuti 30 PKL, hasilnya semua lulus. Ini lebih baik dibanding rata-rata nasional," kata dia.
Menurutnya, perlu banyak pembinaan dan pendampingan agar PKL tidak lagi menggunakan bahan berbahaya dalam sajian penganan. Untuk itu, BPOM pun melakukan rangkaian sosialisasi bersama pemerintah daerah.
Antara lain, membuat banyak modul dan poster berisi imbauan agar PKL lebih peduli pada penggunaan bahan yang aman.
Ia menilai, PKL merupakan aset pembangunan nasional yang berbasis kerakyatan. PKL berperan meningkatkan pendapatan dan mendorong ekonomi masyarakat. Meski begitu, mutu penganan yang dijajakan harus dijaga.
"Kami mengharapkan produk yang dijajakan pedagang kreatif lapangan, memenuhi unsur keamanan, mutu dan manfaat. BPOM mengawal jaminan mutu produk penganan olahan dan industri," katanya.