Jumat 24 May 2013 17:46 WIB

Wapres Prakarsai Revitalisasi Situs Bersejarah Bung Karno di Ende

Rep: Esthi Maharani/ Red: Djibril Muhammad
Goenawan Muhammad
Goenawan Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Situs bersejarah Bung Karno yang banyak ditemui di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) akhirnya mendapatkan perhatian pemerintah.

Revitalisasi pun dilakukan untuk 10 situs yang telah dikaji dan memiliki nilai sejarah. Tokoh dari Yayasan Ende Flores yang ikut merevitalisasi situs bersejarah Bung Karno, Goenawan Muhammad mengatakan revitalisasi diprakarsai Wakil Presiden, Boediono saat berkunjung ke Ende beberapa tahun lalu.

Ia mengatakan ada aspirasi dari masyarakat Ende kepada Wapres. Kala itu, mereka menyampaikan agar situs bersejarah Bung Karno diperhatikan. Permintaan itu pun direalisasikan Wapres dengan menginstruksikan Kemendikbud.

"Ada permintaan khusus dari masyarakat kepada wapres waktu datang ke Ende," katanya, Jumat (24/5).

Dikatakan Goenawan, yayasan Ende, Flores diikutsertakan dalam proses revitalisasi dua situs dari 10 situs bersejarah Bung Karno yang ada di Ende. Bupati Ende, Don Bosco M Wangge mengaku senang ada revitalisasi situs bersejarah Bung Karno. "Ini dari Ende untuk Indonesia," katanya.

Ia juga sama senangnya ketika akan dilakukan peresmian situs tersebut oleh Wakil Presiden Boediono sekaligus memperingati Hari Lahir Pancasila. Menurut dia, peringatan tersebut tepat dilakukan di Ende mengingat banyak ide kenegaraan yang dilahirkan Bung Karno dari kota itu.

Untuk diketahui, Ende merupakan bagian penting dari tonggak sejarah nasional. Di kota tersebut dasar-dasar kebhinekatunggalikaan dan kebangsaan lahir dan tercetus selama pengasingan Bung Karno di Ende, NTT.

Pada masa pengasingan tahun 1934-1938, Bung Karno telah menyusun butir-butir kebhinekatunggalikaan dan kebangsaan yang kelak menjadi Pancasila. Lingkungan alam dan masyarakat Ende yang plural telah mempengaruhi alam pikir Bung Karno untuk mencita-citakan negara merdeka berdasarkan Pancasila.

Ketika Bung Karno berpidato pada 1 Juni 1945 di depan BPUPKI, mengatakan dasar negara yang akan dipidatokan kemudian diberi nama Pancasila digali dari bumi pertiwi Indonesia.

Namun, sebelum pidato yang fenomenal dan penting itu, sebenarnya Bung Karno sudah memikirkan tentang Dasar Negara Indonesia kelak kalau Indonesia sudah merdeka yaitu ketika diasingkan di Ende.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement