REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Aktivis lingkungan Aceh, Ratno Sugito, menyebutkan selama Januari hingga Desember 2012 telah ditemukan 15 bangkai gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) di berbagai daerah di pulau Sumatra.
"Data yang kami peroleh termasuk dari lembaga lingkungan lainnya terdapat 15 ekor gajah sumatera yang ditemukan menjadi bangkai," kata Ratno Sugito di Banda Aceh, Kamis (23/5). Jumlah gajah yang ditemukan telah menjadi bangkai tersebut meningkat dibandingkan tahun 2011 yang hanya lima ekor.
Menurutnya, satwa langka dan dilindungi itu diduga sengaja dibunuh dengan cara diracun untuk diambil gading serta dianggap sebagai hama yang merusak perkebunan warga. Pembukaan lahan di Provinsi Aceh seperti di Aceh Timur, Aceh Utara, Pidie, Aceh Jaya dan Aceh Selatan telah mengakibatkan kawanan gajah berkeliaran di pemukiman penduduk.
"Sebenarnya lahan perkebunan baru yang ditanami berbagai jenis tanaman itu merupakan kawasan lintasan gajah, jadi wajar kalau satwa liar itu merusak dan memangsanya," kata Ratno. Ia juga mengatakan meningkatnya pembunuhan satwa langka dan dilindungi itu akibat lemahnya penegakkan hukum, terutama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) selaku lembaga yang bertanggungjawab terhadap kelangsungan dan kelestarian satwa langka.
Data terakhir di provinsi Aceh pada 9 Mei 2013 juga ditemukan seekor gajah tewas di perkebunan penduduk di Desa Blang Gajah Mate kecamatan Geumpang Kabupaten Pidie.