REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Kepolisian Daerah Papua membentuk tim investigasi untuk menyelidiki sebab-sebab runtuhnya fasilitas pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan PT Freeport Indonesia di Timika.
Kapolda Papua, Irjen Polisi Tito Karnavian di Timika, Kamis, mengatakan, investigasi tersebut sangat penting guna mengetahui apakah ada unsur kelalaian, kesengajaan ataukah memang murni musibah yang menewaskan 28 pekerja PT Freeport itu.
Irjen Tito mengatakan, jajarannya akan bekerja sama dengan instansi terkait yang memiliki keahlian untuk itu seperti Inspektur Pertambangan Kementerian Energi, Sumber Daya Mineral dan para geolog dari kalangan akademis.
"Kita akan jadikan mereka sebagai saksi ahli karena kepolisian bukan ahlinya dalam bidang-bidang itu. Yang penting tujuan utamanya untuk mengetahui sebab-sebab dari kejadian ini," jelas Tito.
Ia mengatakan, semua pihak menghendaki agar penyebab runtuhnya fasilitas tambang bawah tanah Big Gossan Freeport bisa diketahui secara pasti. Hal itu bukan saja untuk kepentingan hukum, tetapi lebih dari itu untuk menjadi bahan evaluasi dalam operasi tambang bawah tanah (underground) ke depan.
Tito menegaskan, jika terdapat unsur kesengajaan atau kelalaian yang memicu runtuhnya fasilitas pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan Freeport yang menewaskan 28 pekerja maka siapa pun yang bertanggung jawab akan dihadapkan ke proses pidana sebagai bentuk pembelajaran.
"Kalau ada unsur kelalaian, maka proses hukum bukan dalam rangka sekadar memuaskan tuntutan hukum kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab, tetapi lebih kepada upaya untuk lebih berhati-hati sehingga setiap usaha-usaha tambang sejenis harus lebih hati-hati untuk menghindari hal-hal yang bisa terjadi," tutur Tito.
Terkait rencana Polda Papua melakukan investigasi, Kapolda Papua Tito Karnavian pada Kamis (22/5) melakukan kunjungan ke area pertambangan PT Freeport di Tembagapura.