REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Memasuki musim kemarau, jumlah kebakaran di Kota Semarang dikhawatirkan meningkat. Kepala Bidang Operasional dan Pengendalian, Dinas Pemadam Kebakaran, Sumarsono, mengatakan tahun ini jumlah kebakaran yang terjadi tercatat meningkat dari tahun lalu.
"Tingkat kebakaran tahun ini ada tren kenaikan karena kebakaran itu filosofinya adalah dampak dari aktifitas manusia, pertumbuhan permukiman dan pertumbuhan penduduk dan industri kan semakin tinggi. Itu bisa menyebabkan kebakaran," katanya kepada wartawan di gedung Balai Kota Semarang, Selasa (21/5).
Menurut dia, dalam periode yang sama dari Januari hingga Mei, terdapat peningkatan jumlah kebakaran dari pada tahun lalu. "Sekarang semakin tinggi pula. Dari bulan Januari hingga Mei memang ada peningkatan dari tahun lalu. Tidak banyak, kalau tahun kemarin 50, sekarang 54-55," katanya menambahkan.
Sementara dalam kebakaran tersebut tercatat tidak mengakibatkan korban jiwa. Ia menambahkan, selain karena cuaca panas di Kota Semarang, human error juga menjadi penyebab kebakaran. Sumarsono juga mengatakan kerugian akibat kebakaran dapat diminimalisir.
Untuk mencegah terjadinya kebakaran, ia menghimbau kepada masyarakat dan pemilik gedung bertingkat untuk memperhatikan instalasi proteksi kebakaran, seperti instalasi hidran dan alarm. "Penggunaan alat-alat elektrik yang listriknya ditambah sehingga mengakibatkan kebakaran, itu juga perlu diwaspadai," katanya.
Selain itu, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang juga mempersiapkan 22 unit mobil pemadam kebakaran, satu mobil rescue, dua mobil tangga, dan sekitar 100 petugas yang siap siaga di tiga pos, yakni di pos Madukoro, pos Plamongan, dan pos Banyumanik.