REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Jumlah kasus human immunodeficiency virus (HIV)/acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, tinggi. Kasus terbanyak disebabkan oleh perilaku heteroseksual.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, menyebutkan, berdasarkan data kumulatif sejak 1993 hingga Maret 2013, jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Indramayu mencapai 957 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 127 penderitanya telah meninggal dunia. Dengan demikian, hingga kini tercatat ada 830 kasus HIV/AIDS.
''Angka ini tinggi,'' ujar Dedi, saat menerima kunjungan lapangan tematik media massa di lingkungan Kemenkes, di Pendopo Bupati Indramayu, Senin (20/5).
Dedi menjelaskan, berdasarkan faktor risikonya, kasus HIV/AIDS terjadi akibat perilaku heteroseksual yang mencapai 825 kasus. Sedangkan sisanya, berupa faktor perinatal (55 kasus), biseksual (33 kasus), tidak diketahui (19 kasus), homoseksual (16 kasus), tatto (enam kasus), dan IDU atau injeksi (tiga kasus).
Dedi menambahkan, jika dilihat dari pekerjaan, kasus HIV/AIDS terbanyak dialami oleh penjaja seks yang mencapai 460 kasus. Sisanya dialami wiraswasta 141 kasus, ibu rumah tangga 120 kasus, tak bekerja 62 kasus, tidak diketahui 60 kasus, buruh kasar 34 kasus, sopir 23 kasus, petani/nelayan 18 kasus, karyawan 15 kasus, TKI/TKW 11 kasus, narapidana lima kasus, pelajar lima kasus, PNS dua kasus, dan TNI/Polri satu orang.