REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perseroan Terbatas Freeport Indonesia mengungkapkan tim penyelamat telah mengevakuasi lagi tiga korban tewas dari insiden longsor di terowongan tambang bawah tanah Big Gossan, Papua.

Wakil Presiden Komunikasi Korporat Freeport Indonesia Daisy Primayanti di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa ketiga korban tersebut adalah Frelthon Wantalangi, Jhoni Michael Ugadje, dan Muntadhim Ahmad.

"Dengan penemuan ini, hingga pukul 18.00 WIB, korban meninggal menjadi berjumlah 17 orang," katanya.

Sementara, lanjut dia, 11 korban masih dalam pencairan tim penyelamat dan 10 pekerja lainnya selamat.

Menurut dia, evakuasi terus dilakukan dengan melibatkan 200 anggota tim penyelamat Tim Gabungan Penanggulangan Darurat PT Freeport Indonesia.

Sebelumnya, pada pukul 09.30 WIB, Freeport melaporkan tim penyelamat telah mengevakuasi tiga korban tewas yakni Retno Arung Bone, Artinus Magal, dan Hengky Ronald Hendambo.

Pada hari Selasa (24/5) pukul 07.30 WIT, terowongan bawah tanah Big Gossan runtuh. Saat kejadian, terdapat 38 pekerja Freeport yang sedang mengikuti pelatihan di terowongan tersebut.

Lokasi kejadian berdekatan dengan ruang kantor dan berada jauh dari area kegiatan pertambangan aktif. Sesaat setelah kejadian, Freeport langsung melakukan upaya penyelamatan para korban.

Namun, upaya penyelamatan terkendala ruang di dalam terowongan yang sempit dan masih adanya risiko runtuhan lebih lanjut. Tim penyelamat tidak hanya berasal dari pekerja Freeport, tetapi juga melibatkan kontraktor, staf geoteknik, dan pejabat pemerintah terkait.

Freeport dan Inspektur Tambang baik pusat maupun daerah masih menyelidiki penyebab longsor.

Ikuti Whatsapp Channel Republika