REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua Umum Centris Asia Pasific Democrats International (CAPDI), HM Jusuf Kalla mengatakan, Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei menjadi ajang pemersatu kerajaan-kerajaan kecil untuk meraih kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Hari ini bertepatan tanggal 20 Mei merupakan Hari Kebangkitan Nasional Indonesia, yang memersatukan kerajaan-kerajaan kecil untuk berjuang bersama," kata Kalla pada pembukaan konfrensi CAPDI di Makassar, Senin (20/7).
Pria yang akrab disapa JK itu menuturkan, masa itu ditandai dengan dua peristiwa penting yakni berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Saat itu, kata JK, adalah awal kebangkitan dan tumbuhnya rasa kebersamaan untuk merebut kedaulatan negara dan berjuang bersama membentuk NKRI.
"Semangat kebersamaan itu dijalankan pula negara-negara Asia Pasifik yang berjuang memperoleh kedaulatan negaranya," tutur mantan wakil presiden RI itu.
Berkaitan dengan hal tersebut, melalui konfrensi CAPDI para tokohnya bersepakat melakukan rekonsiliasi politik dan mengantisipasi adanya perubahan iklim.
Menurut JK, dua hal pokok itu sangat urgen dan menjadi tantangan bersama negara-negara Asia Pasifik. Hal senada dikemukakan Menkokesra HR Agung Laksono pada kesempatan yang sama.
Agung mengatakan, saat ini tantangan bagi pemerintah di kawasan Asia Pasifik untuk memperlihatkan sikap politiknya dalam mewujudkan perdamaian disegala lini.
Dia mengatakan bukan hanya mengatasi konflik antar negara tentang sengketa wilayah perbatasan, tetapi juga dalam persaingan ekonomi, termasuk mengatasi masalah narkoba dan pengentasan kemiskinan.