REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK -- Fanny Wijaya, Siswi SMP PGRI Pondok Petir, Bojongsari, Depok, Jawa Barat, yang memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri ternyata berasal dari keluarga tidak mampu.
Orangtua pelajar berumur 16 tahun ini pun sudah tidak bekerja lagi karena usianya yang sudah tua. Atas peristiwa yang dialami oleh keluarga besar siswi kelas IX ini, Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Herry Pansila turut mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya.
Herry mengatakan, Fanny berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ayah Fanny sudah tidak bekerja. Sedangkan kakaknya mengaku, memang tidak cukup sanggup untuk membiayai pendidikan sekolah Fanny ke jenjang SMA dan satu adiknya yang hendak melanjutkan pendidikan ke bangku SMP.
Menurut informasi, kakak laki-laki Fanny pun baru saja merintis usahanya di wilayah Pamulang. Herry yang mendapatkan keterangan langsung dari kakak laki-laki Fanny, menuturkan, tidaklah benar Fanny nekat gantung diri, karena khawatir menunggu hasil pengumuman Ujian Nasional (UN) yang baru dilaluinya.
''Bukan sebab menunggu hasil UN SMP yang ditakutkannya. Tetapi memang, kata kakaknya ia (Fanny) galau. Galau bagaimana untuk bisa melanjutkan sekolah,'' ujar Herry kepada Republika, Ahad (19/5).
Ia menjelaskan, kebimbangan Fanny muncul, selain mengetahui bagaimana kondisi ekonomi keluarganya saat ini, juga karena ternyata sang adik baru saja melaksanakan UN tingkat SD.
Adik Fanny, Voni pun, sama-sama akan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. ''Fanny galau apakah ia bisa melanjutkan SMA, masih ada adiknya yang mau ke SMP. Sementara, keluarganya tidak ada biaya,'' ucap Herry.
Sebelumnya Sabtu (18/5), Fanny Wijaya nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri di gang di belakang rumahnya yang terletak di Perumahan Reni Jaya Blok GS 11 nomor 4, Pondok Petir, Bojongsari, Depok. Sempat dikatakan siswi kelas IX ini nekat gantung diri, karena khawatir menunggu hasil UN SMPnya nanti.
Pelajar kelahiran 24 Oktober 1996 ini pun stres, karena kondisi ekonomi keluarganya yang tidak mampu membiayainya melanjutkan sekolah ke jenjang SMA. Menurut pengakuan keluarga pun, memang sifat Fanny sedikit berubah beberapa hari terakhir.