REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Sejak dua tahun belakangan ini kasus tunarungu yang datang ke poli terapi wicara RSUP Dr Sardjito yang berasal Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulonprogo melonjak drastis.
"Setiap harinya dari sekitar 7-8 pasien kasus tuna rungu yang datang ke RSUP Dr Sardjito dan sekitar 4-5 pasien di antaranya berasal dari kedua kabupaten tersebut. Sedangkan sebelumnya pasien tuna rungi dari Kabupaten Kulonprogo dan Gunungkidul paling cuma satu sampai dua pasien per hari," kata Koordinator Pelayanan Terapi Wicara Euis Helmi Himia Rosa, di RSUP Dr Sardjito, Jumat (17/5), dalam rangka akan diselenggarakan Seminar Umum Nasional dan Workshop Speech Therapist.
Di samping itu, pasien dari Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulonprogo tersebut juga ada yang double handycap. Namun, karena kendala tempat yang jauh mereka umumnya datang ke RSUP Dr Sardjito cuma sekali saja, yakni hanya pemeriksaan saja, kata Euis menyayangkan.
Pasien tuna rungu dari kedua kabupaten tersebut kebanyakan berasal dari pasien tidak mampu. "Menurut info dari Bagian Telinga Hidung dan Tenggorokan RSUP Dr Sardjito, penyebab kasus tuna rungu yang ditangani di RSUP Dr Sardjito banyak penyebabnya, antara kelainan bawaan, kelainan saat kehamilan, perinatal, TORCH, Herediter, idiopatik," katanya menjelaskan.
Menurut Terapis Wicara RSUP Dr Sardjito Wuryanto Aksan yang mengutip data Kementerian kesehatan, sekitar 10 persen dari angka kelahiran di Yogyakarta mengalami hambatan atau gangguan perkembangan seperti fisik, komunikasi, bahasa wicara, kecerdasan mental. Dan sekitar 16 persen dari kasus yang mengalami gangguan perkembangan tersebut mengalami gangguan pendengaran dan ketulian.