REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Hujan yang masih terus turun dalam dua pekan terakhir, dimanfaatkan para petani di Kabupaten Indramayu untuk mempercepat awal musim tanam gadu (kemarau). Mereka berharap, hal tersebut dapat menghindarkan tanaman padi mereka dari ancaman kekeringan.
Berdasarkan pantauan, percepatan musim tanam di antaranya terjadi di Kecamatan Juntinyuat, Sindang, Pasekan, Cikedung, Kroya, Haurgeulis,Gantar, Sukra, Anjatan, Terisi, dan Gabuswetan. Di daerah-daerah tersebut, para petani rata-rata sudah memulai masa tanam sejak awal akhir April hingga awal Mei.
"Ya mumpung masih ada hujan, harus cepat-cepat tanam," ujar seorang petani di Desa/ Kecamatan Kroya, Ras, kepada Republika, Kamis (16/5).
Ras mengatakan, sawahnya selama ini tidak mendapat layanan irigasi teknis saat musim kemarau. Karena itu, tanaman padinya benar-benar hanya bergantung dari keberadaan curah hujan (tadah hujan). Jika terlambat memulai masa tanam, maka tanaman padi akan terancam kekeringan.
Hal senada diungkapkan petani di Desa/ Kecamatan Juntinyuat, Syukri. Dia mengaku sudah memulai masa tanam sejak awal Mei lalu. "Untuk menghindari kekeringan, memang harus cepat-cepat tanam," tutur Syukri.
Sementara berdasarkan data di Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Indramayu, areal pertanian yang sudah memasuki musim tanam gadu sedikitnya mencapai 21 ribu hektare.
Dari jumlah tersebut, yang paling luas di antaranya di Kecamatan Gantar seluas 8.900 hektare, Kecamatan Kroya seluas 5.700 hektare, Kecamatan Haurgeulis sebanyak 4.300 hektare, dan Kecamatan Sukra 700 hektare.
"Percepatan musim tanam memang sudah seharusnya dilakukan oleh petani," ujar Kabid Tanaman Pangan Dispertan, Solachudin.
Solachudin berharap, hal tersebut dapat meminimalisasi ancaman kekeringan pada musim tanam gadu. Pasalnya, tidak semua areal pertanian di Kabupaten Indramayu terlayani sistem irigasi teknis.
"Ancaman kekeringan tahun ini semoga tidak terlalu besar karena sampai sekarang curah hujan masih cukup tinggi," kata Solachudin.
Ketika disinggung mengenai produksi padi pada musim tanam rendeng (penghujan) lalu, Solachudin menyebutkan jumlahnya mencapai kurang lebih 800 ribu ton. Jumlah tersebut melebihi target yang ditetapkan sebelumnya, yakni 500 ribu ton – 600 ribu ton.
Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang berharap para petani tidak mengalami kesulitan air pada musim tanam gadu tahun ini. Sebab, tingkat produktifitas padi sangat bergantung pada ketersediaan air yang cukup.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi Majalengka, Pujiono, dalam kesempatan terpisah, menyatakan, saat ini sedang berlangsung musim pancaroba. Dia memprediksi, musim kemarau di wilayah Cirebon akan berlangsung pada pertengahan Mei hingga awal Juni.
Pujiono pun mengimbau masyarakat utuk mewaspadai krisis air bersih. Selain itu, dia juga meminta agar para petani mematuhi pola tanam yang ditetapkan masing-masing pemerintah daerah.