REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden SBY mengajak masyarakat serius menghemat penggunaan BBM, sebagai upaya meringankan beban APBN, sekaligus memelihara lingkungan.
"Ekonomi tumbuh, kendaraan bertambah sangat banyak. Ayo kita serius menghemat BBM agar APBN dan lingkungan aman," kata Presiden SBY dalam akun twitternya @SBYudhoyono, Kamis (16/5).
Pemerintah dalam pekan-pekan terakhir, terus mematangkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2013 untuk diajukan kepada DPR.
RAPBN-P 2013 termasuk di antaranya pengurangan subsidi BBM, sehingga membawa konsekuensi kenaikan harga BBM bersubsidu jenis premium dan solar.
Sebelumnya, saat membuka Musrenbangnas di Jakarta pada akhir April lalu, Presiden SBY memaparkan rencana APBN 2013 penerimaan sebesar Rp 1.529,7 triliun dengan belanja negara Rp 1.683 triliun, maka defisit sebesar Rp 153,3 triliun atau sebesar 1,65 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Ditambahkannya, berdasarkan APBN 2013, maka anggaran untuk total subsidi mencapai Rp 317,2 triliun. Sementara untuk subsidi BBM mencapai Rp 193,8 triliun.
"Bila tidak dikendalikan maka total subsidi bisa mencapai Rp446,8 triliun dan subsidi BBM saja bisa mencapai Rp297,7 triliun dan defisitnya bisa mencapai Rp353,6 triliun atau 3,83 persen dari produksi domestik bruto," sebut Presiden.
Disebutkan Presiden, subsidi BBM yang amat besar mengakibatkan anggaran untuk kesejahteraan rakyat dan pengurangan kemiskinan menjadi semakin sedikit, juga pembangunan infrastruktur terbatas. Karenanya, pengurangan subsidi bahan bakar minyak, kata Presiden, harus dilakukan dalam waktu dekat.
"Bila kita tidak lakukan sesuatu, bila perekonomian tidak dijaga dengan baik nanti akan mendapatkan kesulitan. Saya harus katakan dengan gamblang bahwa subsidi BBM memang perlu dikurangi cara dengan menaikkan harga BBM terbatas dan terukur, kenaikan harus terbatas, tertentu dan terukur," ujarnya.