Rabu 15 May 2013 16:31 WIB

Pakar Berkumpul di ITB Rumuskan Materi TIK

Rep: Arie/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Diterapkannya kurikulum baru, yakni 2013, ada kekhawatiran akan membuat melebarnya kesenjangan (digital) antara murid kaya dan miskin.

Selain itu, saat ini dinilai belum adanya solusi atas jam-ajar guru TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang telah bersertifikat setelah mata pelajaran TIK dihilangkan.

Untuk mencari solusi bagi guru TIK, menurut Head of Technology and System Group PT Telkomsel, Ivan Cahya Permana, pihaknya mengumpulkan pakar ITB, UPI, jurnalis senior, dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat di kampus ITB dalam sebuah acara semiloka.

"Hasil pertemuan ini, akan merumuskan solusi TIK dan diusulkan kepada Kemedikbud," ujar Ivan kepada wartawan, Rabu (15/5).

Tepat sebulan setelah ini, kata dia, rangkaian acara yang bersifat nasional akan dilakukan. Sehingga, usulan bisa langsung disampaikan kepada pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) yang paling berwenang.

Menurut Ivan, periset dan pengembang sistem di Kelompok Keilmuan Teknologi Informasi, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung (KKTI STEI ITB), sejak beberapa tahun ini menekuni beberapa aspek pembelajaran berbasis TIK (teknologi informasi dan komunikasi).

Secara lebih khusus, mereka berupaya merumuskan sistem pembelajaran multimedia. Sehingga, kata dia, pembelajaran TIK bisa mempermudah peserta ajar untuk memahami dan mengingat materi dan merangsang peserta ajar untuk menerapkan dan memodifikasi pemahaman pada persoalan baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement