Selasa 14 May 2013 22:40 WIB

Anak Tega Bunuh dan Penggal Kepala Ibunya

Ilustrasi pembunuhan.
Foto: IST
Ilustrasi pembunuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya berhasil mengungkap kasus dugaan anak yang tega membunuh ibu kandungnya sendiri di kawasan Bangkingan Surabaya setelah melakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara, Selasa (14/5).

"Tersangka berinisial SPD (30), dan saat ini sedang menjalani pemeriksaan intensif. Tersangka juga telah mengaku telah membunuh ibunya sendiri," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Farman kepada wartawan.

Kasus ini bermula dari penemuan jenazah seorang wanita berusia sekitar 60-an tahun bernama Akhiyah, tanpa kepala di semua rumah di kawasan Bangkingan. Polisi yang melakukan penyelidikan tanpa kesulitan mencari pelaku dan menetapkan anaknya sebagai tersangka.

Farman mengatakan setelah menerima laporan, pihaknya segera melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi. Dari hasil pemeriksaan sementara di lapangan serta beberapa saksi, tuduhan polisi mengerucut hingga akhirnya berhasil menangkap tersangka. "Setelah membunuh ibu kandungnya, SPD berniat memutilasi korban. Namun, tidak jadi," kata dia.

Kronologis

Farman menjelaskan peristiwa pembunuhan berawal saat SPD, saudara dan ayahnya sedang membantu mengerjakan pembangunan rumah milik Suwarni, yang juga anak bungsu korban.

Saat itu, tersangka diminta pamannya mengambil alat pemecah batu di rumah orang tuanya. Tersangka yang sedang membawa palu kemungkinan besar emosi melihat ibunya dan menghantam tengkuk berkali-kali hingga meninggal dunia.

Melihat ibunya tak bernyawa, tersangka mengambil sebuah parang. Diduga dengan parang itulah yang digunakan untuk memenggal kepala ibunya. Kemudian dengan sebuah pisau dapur, tersangka merobek dada ibunya. "Tersangka mengambil organ hati dan meletakkan di sebuah rantang plastik untuk menampung darah. Sedangkan, kepala korban kemudian disembunyikan di dalam karung beras," kata Farman.

Setelah itu, lanjut dia, tersangka tidak melanjutkan mutilasi dan membiarkan korban. Pihaknya menduga, mutilasi dihentikan karena tersangka tidak memiliki banyak waktu. "Tersangka lantas mencuci bajunya yang terkena percikan darah dan kembali bergabung bekerja membangun rumah seperti tak ada kejadian apa-apa," katanya.

Farman juga mengungkapkan, pihaknya menduga pembunuhan dilakukan oleh anaknya sendiri setelah polisi melihat puntung rokok di sekitar lokasi sebagai barang bukti.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement