REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Jumlah pendaki ke puncak Gunung Merapi melalui pintu pendakian di Dukuh Plalangan, Desa Lencoh, Selo, Kabupaten Boyolali mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelumnya.
"Jumlah pendaki ke puncak Gunung Merapi, Minggu (11/5), mencapai sekitar 300 orang, sedangkan pada minggu sebelumnya hanya 200 pendaki," kata anggota Tim SAR "Barameru" Desa Lencoh, Boyolali, Samsuri, di Boyolali, Selasa.
Ia mengatakan, peningkatan jumlah pendaki tersebut kemungkinan karena kondisi cuaca di puncak Merapi cukup mendukung untuk kegiatan pendakian.
"Cuaca di puncak Merapi sangat cerah, sehingga para pendaki baik pemula maupun profesional, dan wisatawan asing menyempatkan diri menikmati pemandangan indah di sekeliling gunung yang teraktif di dunia itu," sebut Samsuri.
Ia menjelaskan para pendaki tersebut datang dari berbagai daerah, antara lain Yogyakarta, Solo, Semarang, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Bahkan, pendaki juga berasal dari luar negeri, seperti Belgia, Belanda, Prancis, dan negera-negara di Asia, seperti Jepang, Malaysia, dan Singapura.
"Wisatawan asing yang ke puncak Merapi rata-rata sekitar lima orang per hari," jelas dia.
Wisatawan asing tersebut biasanya melalui jasa biro perjalanan yang dipandu oleh warga setempat menuju puncak Merapi. Akan tetapi, mereka juga ada yang langsung berbaur dengan warga setempat untuk menuju puncak.
Kendati demikian, pihaknya mengimbau kepada pendaki yang melakukan pendakian ke puncak Merapi untuk mendaftarkan identitasnya di Base Camp Plalangan.
Hal itu, kata dia, akan memudahkan petugas tim SAR jika mereka perlu pertolongan saat pendakian.
"Kondisi cuaca di lereng Merapi cerah dan hujan kini sudah berkurang. Pendaki tetap berhati-hati jika ada kabut tebal. Pendaki lebih baik berhenti istirahat menunggu hingga kabut bersih," demikian Samsuri.