Senin 13 May 2013 20:09 WIB

Dialog Pilgub Sumsel Hanya Dihadiri Dua Pasangan Kandidat

Rep: Maspril Aries/ Red: Djibril Muhammad
Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Dialog calon gubernur (cagub) – calon wakil gubernur (cawagub) Sumatera Selatan (Sumsel) yang diharapkan akan berlangsung semarak dan seru, Senin (13/5) di aula Pascasarjana Universitas Sriwijaya (Unsri), tidak sesuai harapan.

Dialog kandidat cagub-cawagub Sumsel yang diselenggarakan Fakultas Hukum Unsri tersebut hanya dihadiri dua pasang kandidat, yaitu pasangan nomor urut satu Eddy Santana Putra – Anisja D Supryanto yang diusung PDI Perjuangan dan pasangan nomor urut dua Iskandar Hasan – Hafisz Tohir yang diusung PKS. 

Sementara itu dua pasang kandidat lainnya, pasangan nomor urut empat Alex Noerdin – Ishak Mekki yang diusung Partai Golkar dan Partai Demokrat dan pasangan nomor urut tiga Herman Deru - Maphilinda tidak hadir.

Walau hanya diikuti dua pasang kandidat dialog yang dipandu Prof Amzulian Rifai, Dekan Fakultas Hukum Unsri tetap berlangsung.

"Kami telah berusaha maksimal menghadirkan epat kandidat tersebut, surat sudah dikirim dan sudah bertemu langsung. Namun sampai siang ini hanya dua pasang kandidat yang datang. Untuk pasangan nomor urut empat tidak hadir karena pada saat bersamaan melaksanakan tugas melantik Wali kota Prabumulih," kata Amzulian Rifai.

Dialog sendiri tetap berlangsung. Kesempatan pertama dari dialog tersebut, kedua pasang kandidat yang hadir diberi kesempatan manyampaikan visi dan misinya. Dalam dialog para kandidat menyoroti sejumlah permasalahan yang terjadi di Sumsel.

Sebagai daerah yang kaya dengan potensi sumber daya alam menurut para kandidat di Sumsel masih ada rakyatnya yang miskin. Cagub Eddy Santana Putra menyoroti masalah infrastruktur.

Menurutnya infrastruktur harus ditingkat, bagaimana investor akan datang jika infrastrukturnya buruk. "Infrastruktur baik akan meningkatkan investor yang berarti akan ikut meningkatkan ekonomi masyarakat," katanya.

Kandidat Iskandar Hasan menyoroti masalah tingkat kejahatan atau kriminalitas di Sumsel. Pada urutan kedua. Menurut mantan Kapolda Sumsel, tingginya tingkat kriminalitas di suatu daerah disebabkan karena masih banyak masyarakat miskin atau belum sejahtera.

"Kesejahteraan menjadi faktor utama tingginya angka kejahatan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement