Senin 13 May 2013 16:32 WIB

Antisipasi Teroris, Polisi Lakukan Penyisiran

Densus 88 Polri
Densus 88 Polri

REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI--Kepolisian Daerah Jawa Barat terus melakukan penyisiran ke lokasi-lokasi yang rawan menjadi tempat atau sarang teroris untuk mejalankan aksinya seperti tempat kontrakan dan kos-kosan.

"Antisipasi yang kami lakukan seperti bekerja sama dengan seluruh aparat mulai dari tingkat RT sampai daerah untuk melakukan pendataan setiap warganya yang tinggal di daerahnya masing-masing," kata Wakapolda Jabar Brigjen Polisi Rycko Amelza Daniel kepada wartawan di Sukabumi, Senin.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau agar progam sistem keamanan lingkungan (Siskamling) untuk digiatkan kembali untuk antisipasi masuknya jaringan teroris.

Di samping itu, pendataan juga harus dilakukan mulai dari tingkat RT seperti mengenali orangnya, apa pekerjaannya dan berasal dari mana.

Menurut Rycko, pihaknya juga melakukan kegiatan preventif melalui progam "door to door" dan mendengarkan keluhan keamanan dari masyarakat, dan juga melakukan identifikasi terhadap orang yang tinggal di kontrakan maupun kos-kosan.

Untuk memberantas teroris, Polda Jabar juga melakukan tindakan preventif seperti menindaklanjuti laporan dari masyarakat yang merasa curiga dengan kegiatan orang tidak dikenal di daerahnya seperti pekerjaannya tidak jelas, tertutup dan tidak bergaul.

"Kepada masyarakat kami juga mengimbau agar jangan ragu jika ada orang tidak dikenal yang dicurigai agar dilaporkan segera baik ke pihak Polsek, Koramil, Polres, Kodim maupun langsung ke Polda untuk kami tindaklanjuti," tambahnya.

Dikatakannya, masyarakat juga harus waspada dan bisa bergerak cepat jika ada kegiatan yang mencurigakan dari sekelompok maupun perorangan di daerahnya, tujuannya untuk mempersempit ruang gerak para pelaku teror yang ada di wilayah hukumnya.

Menurut dia, yang tidak kalah pentingnya untuk memberantas teroris adalah meningkatkan peran pendidik seperti guru, ustad, kiyai, ulama maupun tokoh agama lainnya untuk

menangkal paham radikalisme, sehingga jangan sampai anak-anak masuk ke dalam paham radikalisme yang akhirnya terjerumus ke dalam sel-sel terorisme.

"Namun, sampai saat ini belum ada temuan maupun laporan, Jabar menjadi tempat latihan untuk membentuk orang menjadi teroris dan kami yakin tidak akan ada tempat seperti itu," kata Rycko.

Untuk saat ini, lokasi-lokasi yang digerebek karena menjadi tempat berkumpulnya teroris masih dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan warga untuk sementara diungsikan dahulu ke tempat yang lebih aman.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement