REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI, Ahmad Yani berpendapat, seharusnya pemerintah tidak mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi, jika kenaikan itu belum jelas.
Sebab, belum juga naik harga BBM bersubsidi, tapi rakyat sudah merugi, menyusul melambungnya harga barang-barang akibat rencana tersebut. Karenanya, Ahmad Yani menyarankan harga BBM tidak dinaikkan karena akan menyusahkan rakyat.
Sekretaris Dewan Pakar PPP ini menuturkan, dulu pada 2004, saat pemerintah menaikkan harga BBM, mereka berjanji akan mengembangkan sumber energi baru. “Selain itu pemerintah juga berjanji mencari sumber-sumber energi lain,” ujarnya di Jakarta, Senin (13/5).
Bahkan, kata Ahmad, pemerintah sempat membentuk badan khusus yang menggerakkan rakyat untuk menanam pohon jarak. Namun faktanya saat ini, upaya itu tidak ada kelanjutannya.
Menurut Ahmad, agar penggunaan BBM berkurang seharusnya pemerintah mengeluarkan kebijakan menggunakan gas sebagai pengganti batu bara untuk menghidupkan listrik. Sebab, jumlah gas alam di Indonesia masih berlimpah.
Selain itu, ujar Ahmad, agar harga BBM tidak naik, share royalti di pertambangan batu bara dan gas, harus digenjot. Royalti tersebut digunakan untuk subsidi BBM.