REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perguruan tinggi swasta di DIY yang masih kecil dan sedikit mahasiswanya harus mempunyai program yang spesifik, agak unik dan aktual. Jangan hanya mengajarkan teori-teori saja.
Hal itu dikemukakan Koordinator Kopertis V Yogyakarta Bambang Supriyadi kepada Republika, usai menghadiri wisuda Kader Tani Nusantara yang diselenggarakan Institut Pertanian (INTAN) dan Joglo Tani, di di Dusun Mandungan I, Desa Margoluwih, Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman.
"Supaya program studi pertanian masih tetap diminati mahasiswa ya perguruan tinggi yang mempunyai program studi pertanian harus bekerjasama dengan pihak lain termasuk perusahaan besar untuk membuat program yang aktual dan unik. Asal tidak menyimpang jauh dari kompetensi. Sehingga nanti bila sudah kelihatan hasilnya, orang akan tertarik," ungkap dia.
Seperti halnya, dia menambahkan, yang dilakukan INTAN dengan Joglo Tani, Instiper dengan perkebunannya bekerja sama dengan perusahaan kelapa sawit.
"Karena itu saya menyarankan perguruan tinggi yang kecil-kecil termasuk di bidang kesehatan seperti kebidanan, keperawatan mempunyai program yang agak unik dengan meggandeng perusahaan lain. Kalau fakultas pertanian hanya bicara teori-teori saja, kemudian lulusannya bekerja di bidang lain, itu yang merusak. Mudah-mudahan dengan contoh yang dilakukan INTAN dengan Joglo Tani ini, para lulusannya bekerja di bidangnya dan bisa mengembangkan pertanian di daerahnya," beber Bambang.
Menurut dia, Kopertis wilayah V selalu memberikan dorongan kepada perguruan tinggi swasta. Baik dosen maupun mahasiswa akan difasilitasi apabila mau sekolah. Mahasiswa diberi beasiswa kalau tidak mampu atau kalau pintar.
"Tahun ini beasiswa untuk mahasiswa di Kopertis wilayah V disediakan untuk sekitar 5600-5800 mahasiswa," katanya menegaskan.