REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa hari terakhir, publik Indonesia dikejutkan dengan kembali tertangkapnya sejumlah terduga teroris yang masih berkeliaran di Indonesia.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj mengatakan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab tindakan terorisme.
"Faktornya banyak, ada kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, keselahpahaman memahami Islam," kata dia di sela-sela acara Dialog Ormas-Ormas Islam dalam Mempertahankan NKRI, di Hotel Grand Sahid Jakarta, Sabtu (11/5).
Menurut dia, kesalahpahaman dalam memahami Islam itu disebabkan oleh adanya paham-paham radikalisme. Namun, dia memastikan tidak ada pesantren di Indonesia yang mengajarkan paham radikal yang akhirnya memunculkan bibit-bibit teroris.
"Pesantren yang radikal itu hanya ada di Afganistan dan Pakistan," kata Said.
Pesantren-pesantren yang ada di Indonesia, kata dia, justru yang mempertemukan budaya lokal dengan ajaran Islam. Terutama, lanjut dia, pesantren-pesantren yang berada di bawah Nahdlatul Ulama yang jumlahnya ada 21 ribu.
Menurut dia, NU sebagai ormas Islam, juga sudah berusaha menghilangkan bibit-bibit terorisme, yaitu melalui dakwah yang dilakukan para dai.