Selasa 07 May 2013 21:19 WIB

Saatnya Indonesia Ekspor Dai

Rep: Amri Amrullah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Dakwah islamiyah (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Dakwah islamiyah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebutuhan dakwah Islam bukan hanya milik negara-negara mayoritas berpenduduk muslim saja. Pertumbuhan Islam yang sangat pesat, telah meningkatkan kebutuhan dakwah di berbagai belahan dunia.

Tingginya permintaan pendakwah ini  memberi sinyal ke Indonesia. Sudah saatnya Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar mengambil peran pengiriman Dai keluar negeri.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Komisi Hubungan Luar Negeri KH. Muhyidin Junaidi mengungkapkan ada fenomena menarik terkait pertumbuhan umat Islam di dunia dalam satu dekade terakhir.

Dimana beberapa negara yang memiliki jumlah umat Islam yang terus bertambah, membutuhkan jaringan pendakwah. Muslim Indonesia, kata dia, memiliki kelebihan di mata negara-negara dunia.

"Dai dan Mubalig dari Indonesia berpaham lebih moderat, sehingga lebih mudah diterima negara-negara dunia," ujar Muhyidin kepada Republika Selasa (7/5). Selain itu, Indonesia memiliki kelebihan paham keagamaan yang lebih beragam dan tidak satu warna seperti di beberapa negara Timur Tengah. 

Ia menjelaskan, program pengiriman Dai dan Muballigh Indonesia keluar negeri ini dilakukan berkat kerjasama internasional antara lembaga keagamaan dunia dan ormas di Indonesia. M

UI, Muhammadiyah, NU, Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) dan berbagai Ormas lain berperan penting dengan kerjasamanya dengan Organisasi Islam Dunia, seperti Rabithah Alam Islamy (Liga Muslim Dunia) dan lembaga Islam di beberapa negara Eropa dan Amerika.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement