Selasa 07 May 2013 13:32 WIB

Evakuasi Sukhoi, Puluhan Petugas Dikerahkan

A picture of a Russian Sukhoi aircraft is seen between wreckage of this aircraft on the slope of Mount Salak, near Bogor.
Foto: Reuters/Duyeh Cidahu
A picture of a Russian Sukhoi aircraft is seen between wreckage of this aircraft on the slope of Mount Salak, near Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID,Puluhan petugas gabungan dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan PT Persada BOGOR--Angkasa Transportindo diterjunkan untuk mengevakuasi bangkai pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak.

"Ada sekitar 10 sampai 20 orang setiap harinya yang diturunkan untuk mengevakuasi bangkai Sukhoi ini dari lokasi jatuhnya pesawat," kata Kepala Resot Kawah Ratu TNGHS, Ugur, Selasa.

Menurut Ugur, evakuasi yang dilakukan oleh puluhan petugas tersebut hanya bertugas memunguti serpihan bangkai pesawat yang bisa diangkat dengan tenaga manusia seperti seperti badan pesawat, sarana dalam pesawat dan serpihan lainnya.

Lebih lanjut, evakuasi bangkai Sukhoi ini merupakan permintaan dari Kedutaan Besar Rusia yang menunjuk PT Persada Angkasa Transportindo sebagai pelaksana di lapangan. Untuk petugas TNGHS yang diturunkan selain membantu juga memantau perkembangan khawatir ada petugas yang mengalami permasalahan seperti kecelakaan maupun dampak dari evakuasi tersebut terhadap ekosistem.

"Untuk serpihan pesawat yang sudah dievakuasi untuk sementara ini ditampung dahulu dan rencanaya akan diangkut dengan menggunakan pesawat khusus Kedubes Rusia," tambahnya.

Sebelumnya, koordinator survei PT Persada Angkasa Transportindo, Choirul Anwar mengatakan evakuasi bangkai pesawat ini masih bagian-bagian kecil yang bisa diangkat oleh tenaga manusia selain itu, karena beratnya medan menuju dan di lokasi jatuhnya Sukhoi alat yang digunakan masih seadanya.

"Saat ini kami juga masih melakukan survei untuk mencari cara mengevakuasi bangkai pesawat yang berukuran besar, selain itu kami pun terus berkoordinasi dengan petugas TNGHS agar dalam evakuasinya nanti tidak menyebabkan kerusakan kepada ekosistem," kata Anwar.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement