Rabu 08 May 2013 03:07 WIB

Masyarakat Diminta Setop Kampanye Jihad Mati ke Myanmar

Muslim Rohingya, jadi pengungsi di negeri sendiri.
Foto: Republika/Maman Sudiaman
Muslim Rohingya, jadi pengungsi di negeri sendiri.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG---Anggota Komisi III (Bidang Hukum, HAM, dan Keamanan) Eva Kusuma Sundari meminta semua pihak untuk menyetop propaganda jihad mati ke Myanmar karena mudarat dan tidak bermanfaat.

"Ajakan jihad mati dan membunuh Myanmar Buddha yang disuarakan oleh Front Pembela Islam (FPI) selama demontrasi pro Rohingya (2/5) di Bundaran HI, Jakarta, amat disesalkan karena berdampak memperburuk keadaan," kata Eva melalui surat elektronik.

Hal tersebut, kata dia, disuarakan oleh kelompok Rohingya yang masih di dalam Myanmar yang situasinya makin rentan terhadap kekerasan akibat kampanye FPI tersebut.

Mereka juga keberatan Rohingya distigma seperti teroris yang menghalalkan jihad mati dalam memperjuangkan hak-haknya, sementara perwakilan-perwakilan mereka di Hong Kong dan London justru mengedepankan diplomasi dan "nonviolence" (antikekerasan).

 

Di dalam negeri sendiri, kata Eva, propaganda jihad mati dikhawatirkan justru memicu pelaku jihad amatir yang tentu akan menjadi target perekrutan kelompok teroris yang sesungguhnya.

Kekhawatiran itu, menurut Eva, mengingat para pelaku bom bunuh diri setelah Bom Bali I dan II di Indonesia direkrut dari aksi-aksi kekerasan yang diorganisasi ormas-ormas radikal. "Hal itu semakin memperkuat kebutuhan adanya penindakan oleh Polri demi efektivitas pencegahan dalam program kontra radikalisasi," katanya.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement