REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kekecewaan akan buruknya kondisi sejumlah ruas jalan di Kota Bandung hingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa terus bedatangan dari berbagai elemen masyarakat.
Senin (6/5) giliran para seniman mengungkapkan kekecewaannya melalui aksi 'Ruwatan' di Jl Ibrahim Adji ( Kiaracondong). Acara yang digelar sekitar pukul 13.00 WIB tersebut dilakukan seniman kenamaan Tisna Sanjaya dan Abah Nano Muda.
Acara ruwatan yang berlangsung sekitar 30 menit tersebut mendapat perhatian masyarakat. Tepat pukul 13.00 WIB, Tisna dan Abah Nano turun ke jalan Jl Ibrahim Adji, sekitar 100 meter dari perempatan Jl Ibrahim Adji-Jl Terusan Jakarta. Di tempat inilah, salah seorang pengendara sepeda motor tewas tertabrak mobil karena menghindari jakan berlubang.
Tisna Sanjaya yang mengenakan pakaian serba putih dengan ikat kepala batik, tidur tengkurap di atas aspal jalan tersebut. Sejurusn kemudian, Abah Nano yang mengenakan pakaian serba hitam dengan sorban putih di leher, mengambil kaleng berisi cat warna putih.
Tangannya dengan cekatan melumurkan kuas tersebut ke bagian pinggir badan Tisna yang tidur tertelungkup sehingga membentuk sketsa badan di atas aspal.
Setelah cat putih, giliran cat warna merah dilumurkan ke sketsa tubuh Tisna tersebut. Usai menggambar sketsa tubuh Tisna bangkit darintidurnya. Kemudian ia bersama Abah Nano melanjutkan prosesi Ngaruwat dengan menaburkan bunga mawar warna merah dan putih ke sketsa tubuh tersebut.
Satu ekor ayam kampung kemudian dipotong di tengah sketsa tubuh tersebut. Darah yang mengalir dai leher ayam tersebut kemudian dioleskan ke aspal.
Badan ayam yang sudah terpisah dari kepalanya tersebut kemudian dibungkus kain warna putih. Tubuh ayam tersebut kemudian dibawa untuk dikuburkan di lokasi lain. Usai memotong ayam, Abah Nano pun memimpin doa.
Ia meminta warga yang berkerumun di lokasi tersebut berdoa bersama. Usai berdoa, Tisna dan Abah Nano meninggalkan lokasi tersebut. "Prosesi ini sebagai simbol agar pemkot memperbaiki diri dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," kata Abah Nano.
Menurut Abah Nano, banyaknya pengendara motor yang menjadi korban kecelakaan lantaran rusaknya sejumlah ruas jalan membuktikan bahwa Pemkot Bandung tak serius melayani masyarakat. Seharusnya, kata dia, pemkot melakukan langkah cepat dengan memperbaiki jalan berlubang.
"Sudah banyak korban yang meninggal dunia dan luka-luka karena melintasi jalan berlubang. Jangan ada lagi korban seperti ini. Karena itu pemkoot harus melakukan perbaikan jalan yang rusak tersebut," tutur dia.
Sedangkan menurut Tisna Sanjaya, banyaknya jalan yang rusak di Kota Bandung bertolak belakang dengan besarnya anggoaran untuk dinas yang mengurusi masalah perbaikan jalan. Ia mengaku heran dengan anggaran yang besar jalan-jalan di Kota Banduhg masih tetap rusak.
"Kawan-kawan kita juga melakukan langkah hukum dalam menyikapsi banyaknya jalan yang rusak. Kami sebagai seniman punya cara lain untuk mengingatkan pemerintah," kata dia.
Sebelumnya Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan sejumlah komunitas di Kota Bandung membuka posko pengaduan jalan rusak. LBH juga mengajak masyarakat melakukan langkah hukum terhadap kerusakan fasilitas jalan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa karena jalan rusak.
"Masyarakat bisa melakukan gugatan hukum atas kasus kecelakaan akibat jalan rusak," kata Direktur LBH Bandung, Arip Yogiawan.