Senin 06 May 2013 13:20 WIB

Siswa SD Absen UN Akibat Bentrok Suporter

Ujian Nasional
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ujian Nasional

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dua siswa Sekolah Dasar (SD) PL Tarsisius Semarang terpaksa absen pada pelaksanaan hari pertama ujian nasional (UN) akibat bentrok suporter dengan warga yang menyebabkan mereka tertahan di Purwodadi.

"Saya tertahan semalaman di sana (Godong, Purwodadi). Barusan saya sampai Semarang sekitar pukul 09.30 WIB bersama Ferdian (kawannya, red)," kata Nur Santoso (14), siswa SD PL Tarsisius, di Semarang, Senin.

Ditemui di rumahnya di kawasan Condrorejo RT 06/RW 11 Semarang, ia menceritakan berangkat bersama kawan-kawannya, termasuk Ferdian kawan satu sekolahnya, Minggu (5/5) pukul 11.00 WIB. Mereka menonton pertandingan antara PSIS lawan Persipur di Purwodadi.

Seusai pertandingan yang berakhir imbang 0-0 itu, Nur bersama kawan-kawannya berencana kembali ke Semarang, Minggu (5/5), sekitar pukul 18.30 WIB. Tetapi sesampainya di Pasar Godong, Purwodadi terjadi kericuhan antara suporter dengan warga.

 

"Akhirnya, rombongan saya terpencar. Beruntung ada warga yang menolong saya dan beberapa kawan untuk bersembunyi. Namun, tetap saja kami tidak bisa pulang karena situasi masih panas. Terpaksa kami menginap di sana," katanya.

Keesokan harinya (6/5), Nur bersama Ferdian memberanikan pulang karena ada UN. Namun, keduanya disarankan menunggu polisi untuk mengawal.

"Saya baru tiba di rumah sekitar pukul 09.30 WIB, kemudian berangkat sekolah," katanya.

Haryanti (45), ibunda Nur, mengaku tidak bisa tidur semalaman mendengar kabar bentrok warga dengan suporter PSIS. Apalagi, sang anak ikut menonton pertandingan itu. Untungnya, sang anak bisa kembali dengan selamat pada Senin.

"Saya langsung antar ke sekolah karena ada UN, tetapi sudah terlambat. Untungnya, kepala sekolah bijaksana dan memberi kesempatan anak saya ikut UN susulan untuk Bahasa Indonesia. Besok (7/5) ikut UN seperti biasa," katanya.

Perempuan yang baru 40 hari ditinggal suaminya karena meninggal itu mengaku sempat melarang anaknya menonton bola di Purwodadi. Ini mengingat Nur harus mengikuti UN pada Senin. Tetapi, sang anak nekat berangkat bersama kawan-kawannya.

"Anak saya memang suka sekali bola. Dulu, saya ikutkan sekolah sepak bola dan kerap mendapatkan juara,'' katanya. ''Tetapi, sementara ini berhenti karena ayahnya sakit. Ayahnya Nur baru saja meninggal 40 hari yang lalu.''

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement