REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Board of Advisor Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jeffrie Geovanie, mengungkapkan konvensi capres Partai Demokrat akan menjadi fokus perhatian utama politik Indonesia sampai 2014 yang akan datang.
"Diperkirakan konvensi akan dimulai bulan Agustus 2013 dan akan langsung menyita dan mendominasi perhatian utama media dan pemberitaan," ujar Jeffrie kepada ROL, Ahad (5/4).
Menurut dia, konvensi yang akan dihelat Partai Demokrat akan menJadi panggung besar bagi para Capres alternatif. Lewat panggung tersebut, kata dia, para capres alternatif akan menjadi lebih populer.
"Konvensi juga akan menjadi panggung yang elegan buat menyampaikan gagasan dan memperkenalkan diri. Di bulan-bulan yang akan datang kita akan mulai mengenal secara mendalam melalui media-media figur-figur muda seperti Gita Wiryawan, Dinno Patti Jalal, Chairul Tanjung, Dahlan Iskan, Mahfud MD, Irman Guzman dll," papar Jeffrie.
Jeffrie menambahkan, sebagai capres alternatif mereka sangat berpeluang untuk disukai oleh publik dan mulai dipilih oleh publik. "Rentang waktu yang panjang sampai Mei 2014, akan membuat masyarakat dapat mempelajari siapa di antara mereka yang terbaik."
Ia mempredikasi, kehebohan konvensi capres bakal berdampak besar bagi Partai Demokrat. Menurut Jeffrie, Demokrat akan mendulang kembali suara yang besar pada Pemilu 2014.
"Itu adalah hal yang wajar dan pantas, karena Partai Demokrat memberikan kesempatan buat putra putri terbaik bangsa maju sebagai capres."
Peneliti pada Maarif Institute, Endang Tirtana menambahkan, Pileg dan Pilpres 2014 adalah momentum paling strategis untuk menentukan masa depan indonesia.
"Karena secara ideal masyarakat akan berharap bahwa ditangan para Legislator, Senator, dan Presiden nasib bangsa ini akan dipertaruhkan. Untuk itu, masyarakat tidak boleh salah pilih (lagi)," kata Endang.
Menurut Endang, jika masyarakat tak memilih, maka dikhawatirkan calon-calon yang tak mumpuni akan masuk dalam institusi politik. "Untuk itu carilah sosok yang terbaik diantara yang ada. Masyarakat tidak boleh lagi terjebak dengan penampilan menawan dan pencitraan."
Endang menuturkan, bangsa Indonesia butuh pemimpin yang kuat, tegas dan cepat dalam mengambil keputusan serta berani dalam mengobarkan perang melawan korupsi. Tegas dalam penegakan hukum tanpa tebang piliih.