Sabtu 04 May 2013 12:27 WIB

Pengamat: Politisi Karbitan Terlihat dari Bicaranya

Sidang paripurna DPR-RI (Ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA
Sidang paripurna DPR-RI (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Secara teoritis, menurut pengamat komunikasi politik, Lely Arrianie, ada dua wilayah panggung politik yang dimiliki anggota parlemen, yakni panggung di depan dan panggung belakang.

Ketika menjabat sebagai anggota parlemen, kedua panggung tersebut harus langsung dikuasai oleh para politisi Senayan. Penguasaan tersebut bukan sebatas pencitraan atau selebrasi, melainkan penguasaan politik yang menyentuh hal-hal yang substansial.

Anggota DPR yang tidak memiliki kapabilitas yang cukup, dari panggung politik itu akan terlihat. Ia bisa saja di panggung depan dengan leluasa, tapi konten yang dibicarakannya bisa diukur.

"Dia bisa jadi bicara di televisi atau media, tapi yang diomongin bukan hal yang substansial. Bahkan cenderung menjatuhkan citranya sebagai anggota DPR," ujar Lely dalam diskusi bertajuk 'Bukan Caleg Biasa' di Cikini, Jakarta, Sabtu (4/5).

Masyarakat, imbuhnya, senantiasa menilai anggota DPR secara kolektif. Meski yang menyampaikan hal negatif hanya satu atau dua anggota, tetapi gambaran negatif langsung menyangkut institusi DPR.

Karena itu Lely menilai, semakin buruknya kualitas anggota dewan sebenarnya disebabkan oleh rekrutmen parpol masing-masing. Partai hanya memikirkan bagaimana memperoleh suara terbanyak dan mendapatkan kursi di DPR.

Ia mencemaskan partai cenderung tidak memikirkan bagaimana kadernya bisa bekerja dengan baik di gedung perwakilan rakyat tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement