Jumat 03 May 2013 22:14 WIB

Industri Pengolahan Picu LPE di Jabar dan Banten

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Djibril Muhammad
Industri Pengolahan
Foto: Reuters
Industri Pengolahan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) di Jabar dan Banten pada triwulan I tahun ini diperkirakan meningkat 5,6 sampai 6,1 persen (year on year) dari triwulan sebelumnya, LPE 5,6 persen. Salah satu pemicu pertumbuhan, berasal dari peningkatan kinerja industri pengolahan.

"Industri pengolahan ini, di dorong oleh solidnya permintaan domestik dan membaiknya prospek net ekspor," ujar Pemimpin Kantor Perwakilan BI Wilayah VI Jabar dan Banten, Dian Ediana Rae, Jumat (3/5).

Menurut Dian, sektor ekonomi bangunan atau kontruksi di Jabar pun diperkirakan akan meningkat. Karena, adanya peningkatan realisasi dan minat investasi.

Begitu juga, kata dia, sektor ekonomi pertanian yang didominasi tanaman bahan pangan diperkirakan membaik dibandingkan sebelumnya. Karena, dampak gangguan cuaca terhadap produksi padi diindakasikan relatif minimal.

Menurut Dian, kinerja perbankan di wilayah Jabar dan Banten pada triwulan I tahun ini menunjukkan perkembangan yang cukup positif. Hal itu, tercermon dari meningkatnya pertumbuhan kredit, turunnya tingkat kredit bermasalah, naiknya dana pihak ketiga dan meningkatnya kinerja intermediasi perbankan.

"Loan to deposit ratio, meningkat dari 83,10 persen pada triwulan IV 2012 menjadi 86,28 persen pada triwulan I-2013," katanya.

Dari sisi kinerja sistem pembayaran tunai, menurut Dian, terjadi peningkatan jumlah aliran uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia. Terutama, dari sektor pariwisata yang berkembang di Kota Bandung. Pada Januari dan Februari 2013, nilainya mencapai Rp 9,36 triliun.

Sedangkan dari sisi non tunai, hingga Februari 2013 transaksi pembayaran mencapai 226.571 transaksi setara dengan Rp 164,48 triliun. "Untuk transaksi kliring, hingga Februari 2013 mencapai 1,07 jura transaksi dengan nilai Rp 29,31 triliun," katanya.

Dikatakan Dian, BI berkomitmen untuk mendukung pengembangan sektor riil secara konsisten dan berkelanjutan. Yakni, dengan mendorong perbankan di daerah untuk meningkatkan fungsi intermediasi dan memberikan akses layanan jasa keuangan sampai ke masyarakat di pedesaan.

"Salah satu upaya kami, mengembangkan klaster komoditas unggulan dan fasilitasi pemberdayaan UMKM (usaha mikro kecil menengah)," katanya. 

Dian mengatakan, di negara Eropa seperti Inggris saja, UMKM menjadi konsen pemerintahnya sebagai tulang punggung perekonomian. Jadi, BI akan mengupayakan agar pengembangan UMKM bisa lebih baik lagi dalam segala aspek.

"Saya akan liat peranan perbankan yang ada di Jabar dalam mendukung UMKM seperti apa," katanya.

Ke depan, kata Dian, di bawah kepemimpinanya UMKm akan lebih dikembangkan lagi. BI, sudah berkomunikasi dengan Kadin untuk melihat kendala ke depan.

Untuk mengembangkan UMKM ini, kata dia, ke depan akan dibentuk semacam Indonesia Coorperated. Di lembaga ini, semua pihak bekerja sama untuk mengembangkan UMKM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement