REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali menegaskan sektor pertahanan harus benar-benar kuat. Pertahanan mutlak diperlukan untuk menjaga kedaulatan NKRI.
"Agar kita bisa menjaga kedaulatan kita, kita harus memiliki kekuatan pertahanan yang handal," katanya usai menyaksikan latihan gabungan TNI di pusat latihan tempur marinir, Karang Teko, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (3/5).
Dalam kunjungan kerja selama lima hari ke Jawa Timur, salah satu agenda Presiden adalah melihat latihan gabungan TNI mulai dari TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara.
Latihan gabungan itu diawali ketika Presiden dan rombongan naik ke KRI Makassar 590 yang berangkat pada Kamis (2/4) dari dermaga ujung koarmatim (komando armada timur), Surabaya, Jawa Timur menuju Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo.
Sejumlah latihan yang diperlihatkan meliputi penembakan MFT, ADEX, Screnex, Aswexx, Cross Deck Hely, RAS, SUL, Sag Ex (penembakan meriam 76 mm), dan sailing pass (formasi penghormatan).
Presiden SBY juga menyaksikan penembakan Exocet MM40 Blok II dari KRI Sultan Iskandar Muda, penembakan Rudal C802 dari KRI Andul Halim Perdanakusuma, dan penembakan Torpedo SUT dari KRI Cakra.
Setelah mendarat dengan tank ampibi di perairan Situbondo, Presiden pun menyaksikan operasi serbuan lintas udara dan juga serbuan ampihi. Tak ketinggalan operasi darat yang juga melibatkan tank, helikopter, pesawat F-16, hingga Sukhoi.
Latihan gabungan pun selesai dengan makan siang bersama 1.500 prajurit peserta latihan gabungan TNI di dalam tenda di lapangan.