Kamis 02 May 2013 17:55 WIB

BOS Terlambat, Kualitas Madrasah Dipertaruhkan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dewi Mardiani
Bantuan Operasional Sekolah (BOS), ilustrasi
Bantuan Operasional Sekolah (BOS), ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ironis di saat peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), kenyataannya kualitas pendidikan Madrasah dipertaruhkan. Hal itu dikarenakan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang seharusnya turun sejak awal April lalu, hingga awal Mei ini tak kunjung turun.

Akibatnya banyak Madrasah yang harus memutar otak mengurangi biaya operasional Madrasah selama dana BOS tak kunjung cair. Ini disampaikan, Anggota DPR Komisi VIII, Ledia Hanifa Amaliah. “Sangat memprihatinkan bagaimana dana BOS yang keluarnya 3 bulan sekali  bisa belum turun juga. Akibatnya kegiatan operasional madrasah terganggu dan guru-guru, terutama guru honorer menderita. ” ujarnya, Kamis (2/5). 

Menurut dia, yang paling merasakan dari tak kunjung cairnya dana BOS untuk Madarasah ini adalah Guru dan tenaga pendidik. Ia mencatat beberapa madrasah seperti dari Kabupaten Manggarai di NTT, Lampung, Kota Bandung, Jawa Barat, telah berhutang demi menalangi biaya operasional sekolah.

Sejumlah guru bahkan dari laporan ke Komisi VIII mengaku belum digaji sejak Januari 2013. "Terlambatnya BOS madrasah ini bisa dipastikan mempertaruhkan kembali kualitas Madrasah, karena harus mengurangi dana operasional kegiatan belajar mengajar,"katanya.

Ia pun membantah bila dana BOS ini 'nyangkut' di DPR karena masih dibintangi oleh DPR. Karena sejak awal pengajuan persetujuan sudah molor sejak awal dari Kementerian Agama (Kemenag). "Baru pada akhir januari, pihak Kementerian Agama mengajukan persetujuan anggaran," ujarnya. Akibatnya ketika DPR menyetujui anggaran, waktu pencairannya pun mundur pula karena harus diproses di Kementerian Keuangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement