REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Siti Dahlia (25 tahun), guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Khoiriyah, Kankung, Bumi Waras, Bandar Lampung, sudah empat bulan tidak mendapatkan honor.
Bersama dengan 20 guru lainnya, Dahlia masih menunggu honor bulanan cair dari pemerintah.“Bisa dibayangkan, sudah honor bulanan kecil tapi telat sampai berbulan-bulan, sedangkan kami masih harus mengajar,” kata Siti Dahlia kepada Republika, di Bandar Lampung, Kamis (2/5).
Ia mendapat honor bulanan dari tempatnya mengajar hanya Rp 300 ribu. Ia harus mengajar mata pelajaran Matematika dan IPA di tiga kelas yakni kelas 1, 2, dan 3. Empat tahun mengajar di MTs Al Khoiriyah, tidak ada peningkatan jumlah honor yang diterima Dahlia.
MTs Al Khoiriyah didirikan Yayasan Al Khoiriyah. Madrasah ini tidak memungut biaya sedikit pun dari wali murid. Dalam melaksanakan aktifitasnya, sekolah ini hanya mengandalkan dana bantuan opeasional sekolah (BOS) per tahunnya.
Ia mengatakan, sekolah sama sekali tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah melalui APBD. "Dari dana BOS saja belum turun bahkan telat, apalagi kalau mengandalkan dari bantuan pihak lain,"tegasnya.
Kepada pemerintah, sejumlah guru MTs Al Khoiriyah berharap dana BOS segera cair secepatnya, karena kebutuhan para guru sudah mendesak. “Kami harus mengajar, tapi honor kami telat,” tuturnya.