REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden SBY menyatakan para pekerja alias buruh harus ikut merasakan manfaat membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Presiden SBY menegaskan pemerintah ingin menaikan kesejahteraan pekerja. “Kita tidak ingin pertumbuhan ekonomi baik tapi pekerja jalan di tempat. Secara moral tidak adil,” kata SBY saat menerima sejumlah pimpinan federasi dan konfederasi buruh di Istana Negara, Senin (29/4).
Tetapi, kalaupun ada kenaikan tingkat kesejahteraan, maka hal tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan negara termasuk perusahaan. Sebab, pemerintah pun tidak ingin perusahaan merugi karena mengupah pekerjanya terlalu tinggi.
Menurutnya, jika kondisi sosial, ekonomi dan politik terjaga dan tumbuh dengan baik, maka dapat menciptakan lapangan pekerjaan. "Kalau perekonomian tumbuh, yang menganggur bisa bekerja. Untuk itu hubungan bipartit di antara kita semua, saya rasa bisa diselesaikan dengan baik,” tutur Presiden SBY.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden bersama dengan Wakil Presiden Boediono, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar serta jajaran menteri KIB berdialog terkait tuntutan para pekerja. Sementara sejumlah tokoh pimpinan buruh hadir. Di antaranya Said Iqbal dari KSPI, Andi Nualea dari MPBI, Saiful Bahri dari SARBUMUSI, Neneng Elitos dari KASPI, Latif dari Serikat Pekerja BUMN, Yoris dari KSPSI, dan beberapa pimpinan lainnya.