Ahad 28 Apr 2013 12:56 WIB

Gas Elpiji Tiga Kilogram Menghilang di Lampung

Rep: Mursalin Yasland/ Red: A.Syalaby Ichsan
Tabung gas Elpiji ukuran tiga kilogram (ilustrasi).
Foto: sikat.or.id
Tabung gas Elpiji ukuran tiga kilogram (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Masyarakat di beberapa daerah di Lampung, kesulitan mendapatkan gas elpiji tabung tiga kilogram, sepekan terakhir. Warga terpaksa kembali menggunakan minyak tanah, namun harganya sudah mahal karena tidak bersubsidi lagi.

Warga di Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan sudah sepekan tidak masak menggunakan gas elpiji pemberian pemerintah. Penjual dan agen gas elpiji tabung tiga kilogram tidak tersedia lagi, sedangkan tabung 12 kg masih stoknya tersedia. Hanya, warga merasa kemahalan untuk membelinya.

Zainal, warga Sidomulyo, mengatakan kelangkaan gas tabung tiga kilogram semakin meluas ke beberapa daerah lain di Lampung Selatan. “Bukan saja gas elpiji kosong di Sidomulyo, tapi sudah meluas ke Palas, Ketapang, dan sebagian Babatan,”  kata Zainal, tokoh pemuda di Sidomulyo, Ahad (28/4).

Ia mengaku heran kenapa gas tabung untuk rakyat selalu sulit di dapat di daerah, padahal kebutuhan rakyat harus diutamakan. “Ini kan gas subsidi, tapi selalu kosong dan harganya sudah mahal,” ungkapnya.

Amami, salah satu agen gas elpiji tabung tiga dan 12 kg, menyatakan sudah tidak menerima pasokan gas tabung melon (3 kg) sejak sepekan lalu. Biasanya, dalam sepekan dia mendapat pasokan gas sebanyak tiga kali, dengan jumlah 400 hingga 500 tabung.

“Memang ada pengurangan pasokan tabung. Biasanya tiga kali, sekarang sekali, bahkan telat,” katanya. Ia tidak mengetahui penyebab adanya pengurangan pasokan dari SPBE. Akibat krisis tabung gas, warga ada yang beralih ke minyak tanah dengan harga Rp 11 ribu per liter. Sisanya, membeli tabung 12 kg dengan harga Rp 90 ribu per tabung.

 

 

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement