REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tasripin, 12 tahun bocah putus sekolah karena jarak sekolah yang jauh dan harus merawat ketiga adiknya sendirian, telah membuat Kementerian Agama (Kemenag) bersimpati.
Keprihatinan ini membuat Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali berjanji akan mendirikan Madrasah di kampung halaman Tasripin di Dusun Pesawahan, Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah.
Dalam pertemuan dengan Tasripin, Kuswito Ayahnya dan ketiga adiknya, Dandi (7 tahun), Riyanti
(6 tahun) dan Daryo (4 tahun), Menag prihatin dengan kondisi Tasripin dan anak-anak putus sekolah di desa tempat tinggal Tasripin.
Menag pun berjanji akan segera membangun Madrasah dengan 12 lokal kelas mulai dari Ibtidaiyah, Tsnawiyah hingga Aliyah. Hal ini disampaikan Menag kepada rekan wartawan, ketika melihat fenomena banyaknya anak putus sekolah di desa tempat Tasripin tinggal.
"Insya Allah akan kita bangun madrasah disana lengkap dengan fasilitas penunjangnya," kata Suryadharma Ali kepada rekan wartawan, Kamis (25/4).
Inisiatif ini muncul melihat fakta lain selain Tasripin, yang putus sekolah karena harus menghidupi ketiga adiknya. Ternyata masih banyak anak lain di desa tersebut, yang juga putus sekolah.
Jarak sekolah yang jauh karena hanya ada di desa tetangga, membuat puluhan anak di desa tempat tinggal Tasripin ini harus putus sekolah.
Selain itu kondisi ekonomi yang sulit pun menjadi alasan anak-anak putus sekolah ini harus berjuang mencari rupiah untuk menghidupi keluarga. Pembangunan madrasah ini akan menjadi prioritas di dusun berpenduduk 319 Jiwa ini. "Dananya sudah ada di anggaran pembangunan kelas baru," ujar Kemenag.
Data dari Paguyuban Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Jawa Tengah (Jateng), yang mengungkap kisah Tasripin dan ketiga adiknya, menunjukkan selain Tasripin masih ada 26 anak lain yang putus sekolah dalam satu dusun.