REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena banyaknya caleg artis, dipandang sebagai ketidaksiapan parpol dalam menyiapkan kader sebagai anggota dewan. "Hanya mempersiapkan caleg jelang pemilu. Partai tidak punya sistem rekrutmen yang mapan," kata pengamat politik dari UGM Arie Sudjito, Kamis (25/4).
Partai, lanjut dia, akan mengabaikan aspek kompetensi, jejak rekam, dan komitmen. Karena semua berpikir caleg artis akan mempermudah kerja partai dalam mendulang suara pemilih. Dengan memanfaatkan psikologis pemilih yang masih silau akan sosok-sosok populer.
Beban pesryaratan pemilu yang semakin bertambah juga membuat partai berpikir instan. Tanpa memikirkan hal-hal yang sifatnya substansial. Misalnya, untuk memenuhi kuota caleg perempuan dan menembus ambang batas parlemen, partai menghalalkan cara apa pun. Termasuk mengusung artis menjadi caleg.
Pada waktu yang sama, pragmatisme partai itu akan bertemu dengan disorientasi pemilih. "Ini kebangkrutan partai. Parlemen akan semakin mengamali penurunan kualitas," ungkapnya.
Karena itu, menurut Arie, rekrutmen partai menjadi tantangan yang harus dibenahi parpol. Mengingat beban pelaksanaan pemilu semakin bertambah.
Bacaleg artis menjadi andalan beberapa partai peserta pemilu. Bahkan para selebritis itu ditempatkan pada nomor urut atas. Misalnya saja Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Misalnya saja, penyanyi dangdut dan model Angel Lelga ditempatkan di Dapil V pada nomor urut satu.
Mantan istri raja dangdut Rhoma Irama itu termasuk pendatang baru dalam dunia politik. Kemudian ada nama Ratih Sanggarwati, Emilia Contessa dan Okky Asokawati yang juga ditempatkan pada nomor urut satu di dapil masing-masing. Pemain sinetron Tukang Bubur Naik Haji, Nashrullah atau lebih dikenal dengan nama Mat Solar juga ditempatkan pada nomor urut satu di Dapil DKI Jakarta III.