REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pengemudi truk di Kota Pekanbaru, Riau, pasrah karena solar yang dijual pada sejumlah SPBU langka dan sulit untuk diperoleh sebagai bahan bakar kendaraan.
"Harus bagaimana lagi, kalau solar memang sulit diperoleh, sudah beberapa SPBU di pinggir kota didatangi tapi harus antre lama," kata Tukiman (38) pengemudi truk ditemui di SPBU Muara Fajar, Rumbai, Pekanbaru, Kamis (25/4).
Dia mengatakan, dirinya bersama pengemudi truk lainnya terpaksa harus antre sampai lima jam untuk mendapatkan 70 liter solar.
Namun bila tidak mau antre maka harus mendapatkan solar dari penjual menggunakan galon dengan harga Rp 6.500 hingga Rp 7.000 per liter.
Pendapat serupa juga diutarakan pengemudi truk lainnya, Irwaman (40) dan Syafei (43) yang ditemui di SPBU di Kecamatan Rokan Hilir, Kampar, perbatasan dengan Marpoyan Damai.
Pengemudi truk asal Kecamatan Pematang Reba, Kabupaten Indragiri Hilir itu mengatakan untuk mendapatkan solar harus menunggu selama empat hingga lima jam.
Syafei menambahkan, bahwa pemilik truk tidak dapat berbuat banyak menyangkut kesulitan solar sehingga harus terlambat untuk mengantarkan barang kelontong ke Kuantan Singingi.
Antrean panjang kendaraan truk dan kendaraan berbahan bakar solar masih terjadi di SPBU Kecamatan Tambang, Kampar, berbatasan dengan Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Bahkan antrean truk sampai berlapis tiga menyebabkan kendaraan lain terpaksa memperlambat kecepatan karena sebagian bahu jalan dimanfaatkan untuk parkir.