REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Aksi mogok ratusan bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) Jurusan Yogyakarta-Karisidenan Banyumas dan Kedu yang dilakukan Rabu (24/4) diperkirakan akan berlangsung hingga tiga hari ke depan.
Aksi mogok ratusan bus ini dipicu sulitnya para supir mencari bahan bakar minyak (BBM) berupa solar. Wiwit (42) supir bus PO AMAN dengan trayek Cilacap-Yogyakarta mengatakan, berdasarkan kesepakatan para pengusaha perusahaan otobus (PO) mogok bus AKAP ini akan berlangsung selama tiga hari.
"Kami ini kesulitan mencari bahan bakar. Dari Purworejo, Gombong hingga Cilacap itu sulit memperoleh solar," ujarnya ditemui di Terminal Penumpang Yogyakarta (TPY), Rabu (24/4).
Menurutnya, jikalau dapat solar dirinya harus antre memperolehnya hingga 2 sampai 3 jam. Itupun kata Wiwit, dibatasi maksimal pembelian 50 liter. "Pembelian segitu hanya cukup perjalanan Cilacap sampai Purworejo saja," katanya.
Menurutnya, meskipun sudah mendengar para kru mogok, namun dirinya sempat membawa trayek Cilacap-Yogyakarta pada Rabu pukul 03.00 WIB. Namun dirinya tidak berani lagi untuk membawa trayek balik Yogyakarta-Cilacap. Para kru takut dihadang kru lain yang mogok. Karenanya untuk solidaritas dan keamanan dirinya memilih mengkandangkana busnya lagi.
Hal yang sama diakui Haris, seorang kru PO Triawari jurusan Sukabumi-Yogyakarta. Meski dirinya tidak masuk dalam PO yang memutuskan mogok pada Rabu kemarin, namun pihaknya memutuskan ikut tidak mengangkut penumpang. "Ini demi solidaritas. Kai juga takut dihadap pihak lain di perjalanan," ujarnya.
Diakuinya, solar memang sulit diperoleh sejak beberapa minggu terakhir. Kalaupun bisa antrean memperolehnya sangat lama dengan pembatasan pembelian.