Selasa 23 Apr 2013 10:25 WIB

Demi UN, Sopir Angkot Tunda Aksi Mogok

Rep: Neni Ridarineni/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Sopir angkutan kota (angkot) melakukan aksi mogok.  (liustrasi)
Foto: Antara/Dewi Fajriani
Sopir angkutan kota (angkot) melakukan aksi mogok. (liustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sampai hari ini, kelangkaan solar masih dirasakan oleh angkutan umum di wilayah DIY. Meskipun demikian Organda  (Organisasi Angkutan Darat) DIY akan mencoba tidak terprovokasi untuk mogok massal seperti halnya Organda di Jawa Tengah.

Organda DIY sudah mengirim surat kepada Pemerintah Provinsi DIY untuk segera mencari solusi yang pasti supaya keberadaan solar tetap tersedia bagi angkutan umum, terutama Organda. "Suratnya sudah dikirim kemarin,''kata Dewan Penasehat Organda DIY Jhoni Sunu Pramantya pada Republika, Selasa (23/4).

Menurutnya, Organda DIY masih coba menahan diri untuk mogok mengingat para pelajar SMP tengah mengikuti Ujian Nasional.  Dia pun meminta Pempro DIY  bisa memberikan penyelesaian.

Jika tidak juga ada solusi, Jhoni mengungkapkan, aksi mogok bakal ditempuh agar angkutan umum di wilayah DIY masih mengalami kesulitan  mendapatkan solar. Lebih lanjut dia mengungkapkan kondisi di lapangan sampai sekarang masih sulit untuk mendapatkan solar.

''Tadi teman  dari organda telepon saya sudah berputar-putar setengah jam tidak mendapatkan solar. Pertama kali dia mencari solar di SPBU Sentol ternyata sudah habis,''tuturnya.

Di samping itu, kata Jhoni, untuk mendapatkan solar bersubsidi dibatasi pembeliannya Rp 200 ribu sehingga para sopir harus membatasi perjalanan. "Lebih baik harga solar dinaikkan saja, tetapi solar dimana-mana tersedia," saran mantan Ketua Organda DIY ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement