REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jumhur Hidayat mengatakan, kegagalan sistem ekonomi atau industri bukan semata-mata adanya kolusi ekonomi dan politik tetapi juga karena kaum intelektual berdiam diri.
Dia menyayangkan ketergantungan masyarakat terhadap hasil olahan pangan seperti kedelai, bawang putih, dan lainnya.
”Kita ini sudah menjadi bangsa yang kufur nikmat padahal alam kaya, SDM luar biasa tetapi realitasnya kita ini selalu tergangtung dari produk impor,” kata dia dalam acara Stadium General bertajuk Semangat Wirausaha TKI Membangun Pertanian Indonesia, di Kampus IPB Jalan Dermaga, Bogor, kemarin.
Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat dan Rektor IPB Herry Suhardiyanto sepakat menandatangani Nota Kesepahaman Tentang Usaha-Usaha Produktif Bidang Agribisnis bagi TKI Purna dan Keluarganya. Penandatanganan dilakukan di Ruang Rektorat Kampus IPB Jalan Dermaga, Bogor.
Karena itu, lanjutnya, melalui kerjasama IPB dan TKI Purna dan keluarganya yang difasilitasi BNP2TKI agar bisa menjadi kekuatan dahsyat dalam menumbuhkembangkan upaya kemandirian pangan dan ternak di Indonesia.
Para TKI, kata Jumhur selain modal uang yang dimilikinya aset utama sesungguhnya adalah hasrat untuk terus maju. Karena itu, dia meminta agar alumni IPB bisa menjaga aset utama TKI Purna ini untuk memelopori kegiatan upaya menumbuhkembangkan swa sembada pangan, dan ketersediaan produksi daging ternak di dalam negeri. ”Kita punya lahan, orang pintar dan uang dari TKI yang bisa dikerjasamakan,” tandasnya.
TKI sendiri, kata Jumhur, 80 persen berasal keluarga Tani. Jadi, kultur petani itu sudah melekat dalam diri TKI.